Transformasi Gaya Hidup Mark Zuckerberg Sang Pendiri Meta di Usianya yang ke-40 Tahun

SUBANG, TINTAHIJU.com – Pada perayaan ulang tahun ke-40 Mark Zuckerberg, sang istri memberikan hadiah yang cukup unik: sesi pemotretan. Dalam foto tersebut, Zuckerberg tampak tersenyum sambil duduk di sebuah ruangan yang ditata menyerupai kamar masa kecilnya.

Meski terlihat kekanak-kanakan dengan hiasan seperti lampu lava, piala partisipasi, dan boneka anjing putih, ruangan itu menyiratkan perjalanan Zuckerberg dari seorang anak yang belajar pemrograman hingga menjadi sosok besar di dunia teknologi. Buku-buku tebal tentang C++, Java, dan Windows 95 berjejer di sekitarnya, disertai foto sepia yang memperlihatkan Zuckerberg muda dengan pose yang sama seperti sekarang.

Serangkaian foto tersebut menunjukkan seberapa jauh perjalanan Zuckerberg: dari anak kurus yang belajar kode menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Namun, publik lebih tertarik pada hal lain dari foto itu. Mereka bertanya-tanya: Apakah Zuckerberg kini memiliki gaya yang lebih stylish ?

Untuk pertama kalinya, Zuckerberg tampak lebih keren dibandingkan semua perangkat teknologi retro di sekitarnya. Sebuah rantai emas tebal tergantung di lehernya, tetapi tidak cukup panjang untuk menutupi teks besar bergaya gotik di kaosnya yang bertuliskan: Carthago delenda est, atau “Karthago harus dihancurkan.”

Perubahan gaya Zuckerberg sangat mencolok, terlebih karena selama 13 tahun terakhir ia selalu tampil dengan kaos abu-abu dan jeans yang sama di banyak kesempatan publik. Hal ini disebabkan karena Zuckerberg lebih memilih fokus pada masalah besar dibandingkan hal-hal sepele seperti berpakaian, menurut pandangannya.

Namun, pada bulan April lalu, ketika ia memposting video Instagram tentang pembaruan pada asisten Meta AI, publik justru lebih tertarik pada rantai emas ala frat boy yang dikenakannya. Sebuah foto yang diedit menambahkan janggut pada wajahnya menjadi viral, dan komentar-komentar di video tersebut meminta Zuckerberg benar-benar memelihara janggutnya.

Zuckerberg semakin memperlihatkan perubahan gayanya ketika menghadiri sebuah pernikahan bergengsi di India. Ia mengenakan setelan manik-manik dari Alexander McQueen, dan sehari setelahnya, ia tampil dengan kemeja organza mewah rancangan Rahul Mishra, desainer top India. Kemeja itu begitu rumit dihiasi bordiran hingga harganya hanya bisa didapatkan dengan “permintaan khusus,” seperti hidangan lobster di restoran mewah. Dalam foto lainnya, Zuckerberg berdiri di samping Bill Gates, yang pakaiannya terlihat sederhana, layaknya seragam sekolah dasar.

Meski tampak sepele, pilihan busana Zuckerberg mempengaruhi cara publik memandang dirinya dan bisnisnya. Hal ini menjadi penting ketika seseorang menjadi CEO dari salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, terutama yang sering disoroti terkait isu keselamatan anak dan desain adiktif. Dengan tampilan barunya sebagai petarung MMA yang modis, mungkinkah gaya ini menjadi tameng yang melindunginya dari kritik?

Amber Venz Box, seorang blogger mode yang kini menjadi pendiri platform belanja LTK, menyatakan bahwa gaya pribadi adalah alat komunikasi. Menurutnya, penampilan berbicara banyak tentang siapa kita dan mempengaruhi bagaimana orang lain merasakan keberadaan kita. Hal ini sangat relevan bagi tokoh publik seperti Zuckerberg, yang mengendalikan Meta, perusahaan yang kerap menjadi sorotan.

Tidak lama setelah transformasi ini, Zuckerberg menjadi bahan perbincangan. Orang-orang kini lebih memujinya karena tampilan tubuhnya yang bugar dan gaya hidup aktif, seperti ketika ia membual tentang keberhasilannya menyelesaikan lari 5K dalam waktu 21 menit. Transformasinya dari seorang anak yang dulunya terlihat seperti korban perundungan, kini justru membuatnya terlihat seperti sosok yang mendominasi.

Namun, transformasi Zuckerberg bukan hanya soal gaya. Ada pesan yang disampaikan melalui kaos bertuliskan Carthago delenda est yang ia kenakan. Ungkapan ini mengingatkan kita pada masa awal Facebook, ketika Google+ muncul sebagai ancaman potensial. Pada tahun 2011, Zuckerberg membawa timnya ke dalam “mode lockdown” dan berjuang keras untuk mengalahkan pesaingnya, serupa dengan semangat penghancuran Karthago oleh Romawi kuno.

Dalam sesi pemotretan ulang tahunnya yang ikonik, Zuckerberg juga memperlihatkan foto dirinya bersama Bill Gates di dalam sebuah kamar model dari asrama Harvard, tempat Zuckerberg meluncurkan Facebook. Di foto tersebut, Zuckerberg duduk di kursi yang lebih tinggi, seakan mengisyaratkan bahwa ia kini lebih besar dari Gates, baik secara kekayaan maupun pengaruh.

Zuckerberg jelas memahami bahwa dirinya tidak bisa bersantai di puncak kejayaan Meta, dan gaya berpakaiannya yang baru hanyalah salah satu cara untuk memastikan dirinya tetap relevan. Seperti kata pepatah Romawi yang tertera di kaosnya, ia tidak akan berhenti sebelum semua pesaingnya lenyap.

Perjalanan Zuckerberg dari kamar sederhana masa kecilnya hingga menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi memang luar biasa. Dan tampaknya, ia ingin memastikan bahwa namanya akan tetap dikenang dalam sejarah bisnis Amerika.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini