4. Malas Gerak (Mager)
Kurangnya aktivitas fisik juga dapat memicu hipertensi. American Heart Association (AHA) merekomendasikan olahraga aerobik dengan intensitas sedang selama 150 menit per minggu, serta latihan kekuatan setidaknya dua kali dalam seminggu untuk menjaga kesehatan jantung.
5. Marah-Marah
Marah-marah dapat memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol, yang menyebabkan peningkatan detak jantung serta penyempitan pembuluh darah. Hal ini dapat meningkatkan tekanan darah secara signifikan dalam jangka waktu tertentu.
6. Tidak Cukup Minum Air
Kurangnya asupan cairan dalam tubuh dapat mengurangi volume darah dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompanya. Kondisi ini berpotensi meningkatkan tekanan darah, terutama jika darah menjadi lebih kental akibat dehidrasi.
7. Konsumsi Makanan Asin Berlebihan
Garam mengandung natrium yang dapat menarik cairan masuk ke dalam pembuluh darah, meningkatkan volume darah, dan memicu hipertensi. Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi makanan asin demi menjaga tekanan darah tetap stabil.
Tekanan darah tinggi dapat dicegah dengan mengadopsi gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal, berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol, membatasi konsumsi daging merah dan makanan asin, serta rutin berolahraga.
Selain itu, penting untuk mengelola stres dan memastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Dengan menerapkan kebiasaan sehat ini, risiko hipertensi di usia muda dapat diminimalkan, sehingga kesehatan jangka panjang lebih terjaga.





