SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Suasana halaman Pondok Modern Darul Falah Cimenteng, Subang, pagi itu begitu khidmat namun penuh semangat. Ribuan pasang mata tertuju ke satu titik panggung utama apel tahunan Khutbatu-l-‘Arsy.
Dan ketika KH Komarudin, Ketua Yayasan Darul Falah, berdiri dan mulai menyampaikan pidatonya, suasana pun berubah menjadi lautan semangat dan motivasi.
“Jadilah santri yang kuat! Kuat pemikirannya, kuat ideologinya, dan kuat ekonominya!” seru KH Komar dengan suara berapi-api di hadapan ratusan santri dan tamu undangan.
Di usia pondok yang masih muda, baru 8 tahun, Darul Falah telah tumbuh pesat dengan 410 santri yang tersebar dari berbagai daerah. KH Komarudin menegaskan, berdirinya pondok hingga hari ini bukanlah perkara mudah.
“Di tengah segala keterbatasan, dengan pertolongan Allah, dan bantuan dari berbagai pihak, kita bisa berdiri tegak sampai hari ini,” ucapnya penuh haru.
Dalam pidatonya, KH Komar menekankan bahwa misi besar Darul Falah adalah mencetak generasi yang kuat, taat, dan bermanfaat.
“Kuat pemikirannya agar tidak salah ambil keputusan. Taat pada aturan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dan bermanfaat karena keberadaan santri harus membawa kebaikan di tengah masyarakat,” tegasnya.
Ia pun membakar semangat para santri agar menjadi ujung tombak perubahan sosial di masa depan.
“Jika santri sudah mendominasi di kampungnya masing-masing, maka sistem kehidupan masyarakat akan berjalan dengan nilai-nilai Islam dan dipimpin oleh para santri,” lanjutnya.
KH Komarudin juga mengingatkan bahwa kehadiran para santri di Darul Falah bukanlah kebetulan.
“Kalian bukan datang sendiri. Kalian dikirim oleh Allah. Kalian di sini karena ada tujuan besar—untuk membangun atau mempertahankan peradaban,” tegasnya.
Salah seorang wali santri, Nurhayat, menyampaikan alasannya menitipkan anak keduanya di Darul Falah.
“Kami datang bukan untuk melepaskan… tapi mempercayakan. Bahwa di tempat ini, anak kami akan tumbuh dalam cahaya ilmu dan iman,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Nurhayat, yang merupakan alumni Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta, mengaku yakin bahwa keputusan memasukkan anak ke pesantren adalah solusi terbaik di tengah banyaknya tantangan zaman.
“Bukan hanya menjaga anak dari pengaruh negatif, tapi pondok adalah tempat terbaik untuk membekali anak dengan ilmu agama, ilmu umum, dan keterampilan organisasi,” ujarnya.
Apel Khutbatu-l-‘Arsy ini menjadi bagian dari rangkaian Pekan Perkenalan Santri Baru di Pondok Darul Falah Cimenteng, Subang, yang akan berlangsung hingga 19 Muharram 1447 H. Acara ini juga dihadiri oleh pejabat penting dari Kabupaten Subang, termasuk Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nunung Suryani, Asda Subang H. Hidayat, serta tokoh masyarakat dari Kecamatan Cijambe dan Desa Cimenteng.