Majalengka, TINTAHIJAU.COM – Ratusan pengemudi ojek online (ojol) di Majalengka menggelar doa bersama dan tabur bunga untuk mengenang Affan Kurniawan (21), driver ojol yang tewas tertabrak kendaraan taktis Brimob saat kericuhan demonstrasi di Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Aksi solidaritas itu berlangsung di depan Gedung DPRD Majalengka, Sabtu (30/8/2025), dengan suasana penuh haru. Para ojol berseragam hijau khas mereka berdiri rapat, sebagian masih mengenakan helm, menunduk dalam doa.
Pelataran sekitar Patung Pemuda Majalengka dipenuhi taburan bunga merah, putih, dan kuning. Sebuah poster sederhana bertuliskan “Majalengka Doa Bersama” berdiri di samping foto Affan yang ditempel di dinding tugu.
“Hari ini kami semua kehilangan saudara. Affan bukan hanya driver di Jakarta, tapi bagian dari keluarga besar ojol Indonesia,” ucap salah seorang peserta dengan mata berkaca-kaca.
Pengemudi ojol asal Jatiwangi, Panjul, menilai peristiwa yang menimpa Affan seharusnya tidak terjadi. Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah agar aksi-aksi demonstrasi tidak lagi memakan korban.
“Di Majalengka kami lakukan doa bersama, salat gaib, hingga tabur bunga ini. Harapannya tidak ada lagi kericuhan agar tidak ada lagi korban,” ujarnya didampingi seorang rekan driver wanita.
Momen paling menyentuh terjadi saat doa tahlil dibacakan. Para ojol berdiri melingkar, sebagian menyeka air mata, sebagian lain terdiam menunduk.
Bagi mereka, Affan dianggap bukan sekadar korban, tetapi simbol perjuangan para pekerja jalanan.Affan Kurniawan dikenal sebagai anak muda pekerja keras asal Jakarta.
Malam kejadian, ia sedang mengantar pesanan makanan di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, ketika kericuhan demonstrasi pecah. Sebuah kendaraan taktis Brimob melintas dan menabraknya.
Affan sempat dibawa ke RSCM, namun nyawanya tidak tertolong. Kabar kematiannya cepat menyebar melalui media sosial dan grup komunitas ojol, memicu gelombang solidaritas di berbagai daerah, termasuk Majalengka.
“Tabur bunga ini adalah simbol perjuangan Affan. Dia pejuang jalanan, pejuang keluarga, meski akhirnya gugur dengan cara tragis,” tutur salah seorang peserta aksi.






