SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Joging menjadi pilihan olahraga murah dan praktis yang digemari banyak warga, termasuk di Subang Kota. Meski terlihat sederhana, ternyata ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan saat dan setelah joging agar hasilnya maksimal dan tubuh tetap aman dari cedera.
Setiap pagi dan sore, sejumlah titik di Subang Kota mulai dipenuhi warga yang mengenakan pakaian olahraga. Dari anak muda hingga orang tua, mereka berbaur melakukan aktivitas yang sama: joging.
GOR Gotong Royong, Alun-Alun Subang, dan sejumlah tempat lainnya menjadi saksi perubahan gaya hidup warga. Joging bukan lagi sekadar aktivitas fisik, tapi sudah menjadi kebiasaan baru yang sehat dan terjangkau.
“Sekarang mah tiap pagi rame, Pak. Saya sendiri sudah hampir dua bulan rutin joging,” ujar Rudi (42), warga Kelurahan Sukamelang, saat ditemui usai Alun-alun Subang
Joging memang terlihat sederhana. Hanya berlari pelan dalam durasi tertentu, bisa dilakukan di mana saja, tanpa alat mahal. Tapi di balik kesederhanaannya, banyak orang justru mengabaikan aspek keselamatan dan teknik yang benar.
Banyak pemula terlalu semangat di awal, langsung lari cepat tanpa pemanasan, atau memilih sepatu yang tidak sesuai. Akibatnya, bukannya makin sehat, malah mengalami nyeri otot, kram, bahkan cedera sendi.
Menurut pegiat olahraga Subang, Agus Permana, joging tetap harus dilakukan dengan kesadaran teknik.
“Pemanasan itu wajib. Begitu juga dengan pemilihan sepatu yang cocok. Banyak kasus lutut atau mata kaki bengkak karena sepatu yang salah atau langsung lari kencang dari awal,” ujarnya.
Agus menyarankan pemula memulai dari jalan cepat, lalu lari ringan secara bertahap. Napas harus diatur, jangan sampai tersengal. Postur tubuh juga penting—usahakan tetap tegak, pandangan ke depan, dan tangan diayun santai.
Setelah Lari, Jangan Langsung Duduk
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah kebiasaan langsung berhenti total setelah berlari. Banyak orang duduk, bahkan rebahan, sesaat setelah selesai joging.
Padahal, menurut Agus, tubuh butuh proses pendinginan. Ia menyarankan berjalan santai 5–10 menit setelah berlari, kemudian dilanjutkan dengan peregangan (stretching) ringan, terutama pada bagian betis, paha, dan pinggang.
“Langsung duduk setelah lari bisa bikin pusing, otot menegang, atau sirkulasi darah terganggu. Tubuh perlu transisi dari aktif ke santai secara perlahan,” jelasnya.
Selain itu, penting juga untuk mengganti pakaian yang basah keringat agar tidak masuk angin, serta minum air putih secukupnya. Namun ia tidak menganjurkan minum es atau minuman manis berlebihan setelah lari.
Lebih dari Sekadar Lari
Joging bukan sekadar lari. Joging adalah bentuk rekreasi, pelepas stres, sekaligus ajang mempererat relasi sosial. Banyak komunitas lari bermunculan di Subang, bahkan seringkali digelar fun run atau lari bersama yang bersifat santai dan sosial.
“Sekarang bukan soal berapa cepat atau jauh larinya, tapi tentang rutinitas dan perasaan senang setelahnya. Badan segar, tidur nyenyak, pikiran pun lebih rileks,” kata Agus.
Joging, jika dilakukan dengan benar dan rutin, bukan hanya menyehatkan tubuh, tapi juga memperbaiki kualitas hidup. Dan yang terpenting, bisa dilakukan oleh siapa saja, tanpa biaya mahal, tanpa keanggotaan gym, cukup dengan niat dan sepasang sepatu yang nyaman.



