JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Es teh manis adalah minuman yang sangat populer di Indonesia. Banyak orang, baik dewasa maupun anak-anak, menikmati minuman ini, terutama saat cuaca panas. Namun, minuman yang menyegarkan ini ternyata tidak cocok untuk balita. Mengapa demikian?
Dokter Spesialis Anak, dr. Jati Kusuma Wardhani, menjelaskan bahwa ada beberapa alasan mengapa teh, terutama teh manis, tidak dianjurkan untuk dikonsumsi anak di bawah usia lima tahun atau balita.
1. Teh Tidak Mengandung Nutrisi Penting untuk Tumbuh Kembang
Pertama, teh tidak memiliki kandungan gizi atau kalori yang bermanfaat bagi pertumbuhan anak. Dalam masa pertumbuhan, anak-anak membutuhkan nutrisi penting seperti protein, lemak, dan karbohidrat untuk mendukung perkembangan mereka secara optimal.
“Anak sedang berada dalam fase tumbuh dan berkembang, jadi sebaiknya kita memberikan asupan yang mengandung nutrisi penting untuk mendukung tumbuh kembangnya. Sementara teh, kalorinya kosong,” jelas dr. Jati Kusuma Wardhani, Sp.A, seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (11/10/2024).
2. Ukuran Lambung Anak Masih Kecil
Selain itu, lambung balita masih sangat kecil. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua tidak memberikan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh anak. Menurut pedoman dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi berusia 0-6 bulan cukup diberi ASI saja, dan setelah usia enam bulan ke atas, pemberian ASI tetap dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) yang kaya akan zat gizi makro dan mikro.
3. Kandungan Polifenol Menghambat Penyerapan Zat Besi
Salah satu alasan utama teh tidak cocok untuk anak-anak adalah karena kandungan polifenol, seperti tanin, yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Akibatnya, anak bisa mengalami anemia, gangguan kognitif, dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang optimal. Selain itu, teh juga mengandung kafein, yang merupakan stimulan saraf pusat.
Kafein pada teh dapat membuat anak menjadi lebih rewel, sulit tidur, dan pada akhirnya menghambat tumbuh kembang mereka.
“Kafein ada di kopi, teh, dan cokelat. Ketiga jenis makanan dan minuman ini sebaiknya tidak diberikan secara berlebihan, terutama pada anak-anak, karena sifatnya sebagai stimulan. Anak perlu istirahat dan tidur agar tumbuh kembangnya optimal,” lanjut dr. Jati.
4. Risiko Ketagihan, Obesitas, dan Diabetes
Bahaya lain dari teh manis adalah risiko ketagihan akibat kandungan gula berlebih. Konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes pada anak.
“Bahkan, anak yang rutin minum teh manis bisa mengalami efek yang lebih buruk, seperti ketagihan, obesitas, dan diabetes akibat gula yang ditambahkan dalam teh,” terang dr. Jati.
Alternatif Minuman yang Lebih Sehat
Sebagai solusinya, dr. Jati menyarankan orang tua untuk memberikan air putih atau cairan yang kaya vitamin C, seperti air perasan jeruk, sebagai alternatif yang lebih sehat untuk anak.
Dengan memahami dampak negatif teh manis terhadap balita, orang tua diharapkan lebih bijak dalam memberikan asupan minuman kepada anak-anak mereka. Teh, baik manis maupun tawar, ternyata lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, terutama bagi tumbuh kembang si kecil.