SUBANG, TINTAHIJAU.COM- Ulama Kharismatik KH Syakur Yasin atau akrab disapa Buya Syakur, meninggal dunia di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (17/1/2024).
Buya Syakur wafat dalam usia 75 tahun di Rumah Sakit Mitra Plumbon Cirebon, Jabar, Rabu dini hari. Sebelumnya, Buya dirawat sekitar dua pekan karena keluhan asam lambung dan penyakit jantung. Kondisi Buya sempat membaik ketika keluar dari ruang intensif sekitar tiga hari yang lalu.
Kepergian Buya Syakur menyimpan kenangan dan pelajaran mendalam bagi Kiyai Muda asal Majalengka, KH. Maman Imanulhaq. Menurut Kiyai Maman, Buya Syakur tidak hanya berdakwah melalui cara tradisional saja, namun juga melalui berbagai platform media.
“Channel youtubenya sampai saat ini telah dinikmati jutaan viewers, belum lagi platform lainnya yang begitu luas menjangkau umat dengan berbagai latar. Beliau mengajarkan penguasaan teknologi yang perlu dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat,” papar Kiyai Maman.
Sebagai pengamunya, Kiyai Maman mengerti betul banyak kelebihan yang dimilikinya. Penguasaan atas wawasan keilmuan yang luas bahkan terkadang memancing kontroversi di tengah masyarakat. “Beliau merangsang umat untuk terus berpikir demi kemajuan Islam,” katanya
Namun, kata Kiyai Maman, segala kontroversi selalu ditanggapinya dengan tenang. Baginya perbedaan adalah sunnatullah dan mengedepankan pendekatan dialog. “Beliau mengajarkan kita akan pentingnya membaca kitab-kitab pembanding sehingga tidak perlu menyikapi segala perbedaan dengan emosional,” tandasnya.
Buya Syakur juga sangat peduli terhadap pesantren. Beberapa pesantren yang diasuhnya termasuk jaringan pondok yanh dibinanya selalu dikoneksikan untuk saling memberikan ide gagasan dan mengimplementasikan dengan berbagai program seperti pertanian, alih teknologi, dan lainnya.
“Buya Syakur adalah orang yang menggeluti budaya tasawuf dengan kearifan yang tinggi. Banyak sekali orang yang belajar bagaimana mengenal diri, bermuhasabah, serta belajar bagaimana bertarikat di alam. Kadang dengan metode yang terus mendekatkan diri bukan hanya pada Allah dan sesama manusia, tetapi juga kepada alam,” tuturnya
Trilogi itulah, kata Anggota DPR RI Dapil Subang, Majalengka dan Sumedang ini yang terus dikuatkan oleh Buya Syakur, bagaimana caranya kita mendekat kepada Allah (habluminallah), dekat dengan sesama manusia (habluminannas), serta dekat dengan alam (habluminalalam).
“Selamat jalan Buya, ajaranmu dan juga tarikatmu akan menjadi pegangan untuk kita semua,” tandasnya.