Ragam  

Berikut yang Jadi Penyebab Harga Beras Mahal Menurut Presiden Jokowi

Presiden RI Joko Widodo saat menyampaikan sambutan dalam acara Istana Berbatik di Istana Negara, Jakarta, Minggu (1/10/2023). Kemenkominfo memastikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi berpidato menggunakan bahasa Mandarin yang beredar di media sosial adalah hoaks. (Sumber: Kompas TV)

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara terbuka mengungkapkan penyebab kenaikan harga beras yang terjadi saat ini. Dalam acara pembagian bantuan beras di Alun-alun Kirambu, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Jokowi menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan harga beras melonjak.

Pengaruh El Nino

Pertama, Jokowi menyebut serangan El Nino sebagai salah satu penyebab utama kenaikan harga beras. “Kenapa (bantuan) beras ini diberikan? Karena kita tahu ada kenaikan harga beras, benar? Itu terjadi di semua negara. Kenaikannya melebihi kita di semua negara karena terjadi kemarau panjang akibat El Nino,” ungkap Jokowi pada Selasa, 14 Mei 2024.

El Nino, fenomena alam yang menyebabkan kemarau panjang, telah berdampak pada produksi pertanian di banyak negara. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya hasil panen sehingga pasokan beras menjadi terbatas dan harga pun naik.

Masalah Distribusi Akibat Perang

Selain itu, masalah distribusi beras juga turut mempengaruhi kenaikan harga. Jokowi menyinggung dua konflik besar yang saat ini sedang berlangsung, yaitu perang antara Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina. “Transportasi sekarang tidak mudah karena ada perang di Palestina, ada perang juga di Ukraina,” tambahnya.

Perang di Ukraina khususnya memiliki dampak besar terhadap perdagangan global, terutama ekspor gandum. Jokowi menjelaskan bahwa sekitar 27 juta ton gandum dari Ukraina gagal diekspor akibat konflik tersebut. “Ukraina itu bisa per tahun, waktu saya ke sana, dia masih punya stok kira 27 juta ton yang nggak bisa dikirim karena urusan perang. Inilah yang menyebabkan kenapa harga-harga itu naik,” jelasnya.

Upaya Pemerintah dan Bantuan Sosial

Meskipun demikian, Jokowi bersyukur bahwa pemerintah Indonesia masih mampu memberikan bantuan beras sebesar 10 kg kepada masyarakat. Menurutnya, bantuan ini sangat penting mengingat beberapa negara mengalami kesulitan besar akibat kenaikan harga pangan.

“Tapi nggak masalah, di negara kita alhamdulillah bapak ibu tergantikan tersubsidi oleh bantuan beras 10 kg ini. Bener ndak? Ini patut disyukuri lho, coba dibaca-baca di semua sekarang berada pada kesulitan karena kenaikan-kenaikan harga pangan,” pungkasnya.

Jokowi juga mengajak masyarakat untuk bersyukur dan berdoa agar bantuan beras ini dapat terus berlanjut hingga Desember mendatang. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebutuhan pangan masyarakat tetap terpenuhi di tengah berbagai tantangan global yang ada.

Dengan adanya bantuan ini, diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dan menjaga stabilitas harga beras di dalam negeri. Pemerintah terus berupaya mengatasi dampak dari perubahan iklim dan konflik internasional demi kesejahteraan rakyat.