SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Remaja sering kali berada pada fase mencari perhatian, pengakuan, dan kasih sayang. Tak heran, isu percintaan dan pertemanan jadi hal yang paling hangat dibicarakan di kalangan mereka.
Namun, pakar psikologi remaja menekankan bahwa cinta dan persahabatan seharusnya memberi energi positif, bukan justru membuat stres.
Psikolog pendidikan, Rani Putri, mengatakan bahwa hubungan yang sehat bisa menjadi penopang mental remaja. “Kalau cinta dan persahabatan dijalani dengan sehat, remaja akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia, dan lebih semangat meraih cita-cita,” jelasnya.
Rani memberikan beberapa tips agar remaja bisa menjalani hubungan dengan cara sehat:
- Bangun komunikasi jujur. Sampaikan perasaan tanpa takut dihakimi.
- Hargai ruang pribadi. Baik pacar maupun sahabat tetap butuh waktu untuk diri sendiri.
- Jangan abaikan pendidikan. Hubungan yang sehat justru mendorong untuk berprestasi, bukan sebaliknya.
- Kenali tanda toxic relationship. Jika sering dikontrol, diremehkan, atau dibuat tidak nyaman, lebih baik diakhiri.
- Utamakan saling mendukung. Baik teman maupun pasangan harus jadi support system, bukan beban.
“Remaja perlu ingat, cinta dan persahabatan bukan lomba siapa yang paling populer atau paling romantis. Yang penting adalah hubungan yang membuat kita tumbuh dan berkembang,” tambah Rani.
Dengan pola pikir seperti ini, remaja diharapkan bisa lebih dewasa dalam membangun relasi. Pacar boleh, sahabat wajib, tapi masa depan dan kebahagiaan diri tetap nomor satu.






