Jakarta, TINTAHIJAU.COM – Buku yang mengupas strategi dan rahasia sukses pembinaan pemuda Papua resmi diluncurkan dan telah beredar di pasaran.
Buku berjudul Pemberdayaan Ekonomi Pemuda: Menggapai Potensi Tanpa Batas karya jurnalis dan penulis muda asal Majalengka, Adhim Mugni Mubaroq, langsung mendapat perhatian luas serta testimoni dari sejumlah tokoh nasional.
Mulai dari mantan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, akademisi Prof. Rhenald Kasali, hingga sejumlah pejabat negara dan tokoh muda nasional memberikan apresiasi terhadap buku yang menempatkan pemuda sebagai pusat perubahan pembangunan.
Buku setebal lebih dari 150 halaman ini memuat hasil observasi lapangan Adhim selama lebih dari dua tahun di Papua serta sebagian wilayah Aceh.
Di dalamnya, Adhim merekam perjalanan Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Jayapura dan replikasinya di Aceh melalui AMANAH Youth Creative Hub, lengkap dengan data statistik, testimoni pemuda lokal, serta pola pendampingan yang mendorong kemandirian ekonomi secara kolektif.
Peluncuran buku tersebut akan dirangkai dalam Seminar Bedah Buku yang digelar oleh Keluarga Mahasiswa Majalengka (KEMKA) Jakarta. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung pada Minggu, 21 Desember 2025, pukul 08.00–12.00 WIB, di Aula Student Center (SC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ketua Pelaksana kegiatan, Aldi Muhamad Rifaldi, menegaskan bahwa seminar ini tidak sekadar agenda seremonial, melainkan ruang berbagi praktik baik pembangunan berbasis pemuda.
“Kami ingin seminar ini menjadi ruang belajar bersama. Buku ini bukan hanya bercerita tentang Papua, tetapi memberi contoh nyata bagaimana pemuda bisa menjadi penggerak perubahan dari daerah,” ujar Aldi, Jumat (19/12/2025).
Dalam bukunya, Adhim menekankan bahwa pembangunan Papua tidak cukup dilakukan dengan pendekatan administratif semata. Menurutnya, keberhasilan PYCH lahir dari pendampingan nyata yang hadir dan tumbuh bersama masyarakat.
“Papua tidak butuh banyak konsep. Papua butuh pendampingan yang mau hidup, bekerja, dan tumbuh, serta mengerti bersama mereka,” tulis Adhim.
Buku ini juga mengulas implementasi Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang percepatan pembangunan kesejahteraan Papua dan Papua Barat, yang dijalankan melalui pendampingan lintas sektor, termasuk peran Badan Intelijen Negara (BIN).
Sosok Made Kartikajaya, yang saat itu menjabat Deputi IV Bidang Ekonomi Intelijen BIN, disebut sebagai figur kunci dalam pendampingan lapangan.
Adhim menggambarkan Made sebagai pemimpin yang tidak hanya kuat dalam konsep, tetapi juga hadir langsung di tengah pemuda Papua.
“Pak Made bukan hanya bicara bagaimana membangun Papua, tetapi menunjukkan bagaimana caranya benar-benar bersama dan mengerti masyarakat Papua,” tulisnya.
Kesaksian serupa disampaikan Ketua Umum PYCH, Simon Tabuni. Menurutnya, pendekatan Made Kartikajaya menjadi teladan bagi pemuda Papua. “Cara bicara, cara bekerja, dan cara menghargai orang Papua menjadi contoh nyata bagi kami,” ujar Simon.
Selain Ma’ruf Amin dan Prof. Rhenald Kasali, testimoni juga datang dari eks Menpora Ario Bimo Nandito Ariotedjo, Wamen PUPR Diana Kusumastuti, Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Brigjen Pol Asep Guntur Rahayu, anggota DPR RI Ahmad Doli Kurnia, Ilham Pangestu, Arief Rosyid, serta sejumlah tokoh nasional lainnya.
Para tokoh tersebut menilai buku ini sebagai refleksi penting pembangunan nasional yang menempatkan pemuda sebagai aktor utama perubahan menuju Indonesia Emas 2045.





