SUBANG, TINTAHIJAU.COM — Meski telah mengajukan pensiun dini dari status Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Subang, sosok dokter dermawan asal Subang, dr. Maxi, S.H., M.H.Kes., memastikan dirinya tetap aktif memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Subang itu menegaskan bahwa pengunduran dirinya hanya berlaku untuk status ASN, bukan dari profesi dokter yang sudah ia jalani puluhan tahun.
“Pensiun dini hanya dari ASN, bukan dari profesi dokter. Saya tetap praktik seperti biasa karena ingin terus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” ujar dr. Maxi kepada TINTAHIJAU.COM.
Ia menjelaskan, aktivitas praktiknya akan tetap berjalan seperti biasa di dua tempat. Setiap Senin hingga Jumat, dr. Maxi melayani pasien di Apotek Happy Healthy Farma, Desa Rancaudik, Kecamatan Tambakdahan, mulai pukul 18.00 WIB hingga selesai.
Sementara pada Sabtu dan Minggu, ia membuka praktik di Klinik Happy Healthy, Desa Kertajaya, Kecamatan Tambakdahan, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Menurut dr. Maxi, keputusan melanjutkan pengabdian di luar status ASN adalah bentuk komitmen pribadi agar ilmu dan keterampilannya tetap memberi manfaat bagi masyarakat Subang.
“Selama masih diberi kemampuan, saya ingin masyarakat tetap bisa merasakan manfaat dari pelayanan kesehatan yang saya berikan,” tambahnya.
Setelah puluhan tahun mengabdi sebagai aparatur sipil negara, dr Maxi memilih menutup kariernya di pemerintahan dengan mengajukan pensiun dini.
Surat pengajuan pensiun dini itu, kata Dr. Maxi, telah ia ajukan sejak 17 Oktober 2025. “Sudah dipikirkan matang dan sudah menjadi keputusan bulat untuk pensiun dini,” ujar Dr. Maxi
Sebelum menjabat sebagai Staf Ahli, Dr. Maxi dikenal luas sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang. Di bawah kepemimpinannya, sejumlah program kesehatan masyarakat digulirkan, termasuk upaya memperkuat layanan puskesmas dan edukasi kesehatan di tingkat desa. Namun, pada rotasi dan mutasi jabatan beberapa waktu lalu, posisinya digantikan oleh Dr. Dwinan Marchiawati.




