SUBANG, TINTAHIJAU.com – Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, mengalami cuaca panas yang cukup menyengat. Kondisi ini menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti dehidrasi, heat stroke, dan masalah kulit, seperti kulit yang lebih kering serta berkurangnya kelembapan. Banyak yang bertanya-tanya, apakah cuaca panas ini berkaitan dengan fenomena Hari Tanpa Bayangan yang terjadi pada 8-14 Oktober 2024?
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, menjelaskan bahwa Hari Tanpa Bayangan adalah fenomena saat Matahari berada di posisi tertinggi di langit. “Pada saat ini, deklinasi Matahari dan bidang ekuator Bumi sejajar dengan lintang pengamat. Fenomena ini dikenal sebagai kulminasi utama atau hari tanpa bayangan,” ujar Ida pada Selasa (1/10), dikutip dari Kompas.com.
Fenomena ini menyebabkan bayangan benda tegak tampak menghilang karena bayangan tersebut bertumpuk dengan benda itu sendiri. Saat terjadi Hari Tanpa Bayangan, sinar Matahari memancarkan intensitas maksimum. Namun, Ida menegaskan bahwa intensitas ini tidak serta merta memengaruhi kenaikan suhu signifikan di permukaan Bumi. Kenaikan suhu disebabkan oleh faktor lain, seperti tutupan awan, kelembapan udara, dan potensi hujan.
Meski begitu, cuaca panas tetap terasa dalam beberapa hari terakhir. Oleh karena itu, menjaga kesehatan kulit menjadi hal yang sangat penting. Menurut Neny Triastuti, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, paparan sinar Matahari yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan kulit, seperti sunburn, penuaan dini, hingga kanker kulit. Untuk itu, ia menyarankan penggunaan sunscreen secara teratur.
Sunscreen membantu melindungi kulit dari sinar UV A dan B yang berbahaya. Selain itu, dr. Wahyu Triasmara, pakar kecantikan dan kesehatan kulit, juga menyarankan penggunaan sunscreen dengan minimal SPF 30 saat cuaca panas untuk menangkal radikal bebas dan sinar UV. Ia menekankan pentingnya menjaga asupan cairan tubuh agar terhindar dari dehidrasi, serta penggunaan pelembap atau moisturizer untuk menjaga kelembapan kulit.
Selain itu, dr. Wahyu juga menyarankan penggunaan skincare tambahan, seperti night cream yang mengandung vitamin C atau retinol, untuk membantu mencerahkan kulit. Penggunaan sunscreen juga disarankan mulai dari pagi, siang, hingga sore hari, karena efek sinar Matahari yang merusak kulit berlangsung dari pukul 08.00 hingga 16.00. Bahkan di dalam ruangan, sinar Matahari masih bisa berdampak pada kulit, sehingga penggunaan sunscreen tetap diperlukan.
Tak hanya itu, dr. Wahyu mengingatkan masyarakat untuk selalu mengecek komposisi produk skincare dan memastikan izin edar dari BPOM agar terhindar dari produk yang berbahaya.

