Ragam  

DBD Masih Mengancam di Kota Bandung, Capai 1.653 Kasus Hingga Pertengahan 2025

BANDUNG, TINTAHIJAU.com Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bandung masih menunjukkan tren tinggi di tengah musim kemarau yang berkepanjangan. Hingga pertengahan tahun 2025, Dinas Kesehatan Kota Bandung mencatat sebanyak 1.653 kasus DBD telah terjadi, dengan empat di antaranya berujung pada kematian.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, mengungkapkan bahwa jumlah tersebut berpotensi terus bertambah seiring kondisi cuaca yang disebut sebagai kemarau basah. “Di tahun 2025 Januari-Juni ada 1.680 kasus. Memang baru sepertiga dari kasus 2024, tapi harus diwaspadai karena cuaca kemarau basah sangat berpotensi meningkatkan kasus DBD,” ujarnya saat peluncuran program 3M Plus di Kiara Artha Park, Rabu (2/7/2025).

Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 7.680 kasus DBD dengan 25 korban meninggal dunia. Meski angka kematian tahun ini masih di bawah ambang batas nasional yang ditetapkan sebesar 0,1 persen, Anhar menekankan pentingnya tetap menekan jumlah kasus kematian. “Sebenarnya batas dari pemerintah pusat itu 0,1 persen, dan kita belum mencapai ke situ. Tapi kan tetap saja ini kematian,” ucapnya.

Salah satu upaya inovatif yang tengah dilakukan Pemkot Bandung untuk menekan penyebaran DBD adalah pengembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang telah disisipi bakteri Wolbachia. Bakteri ini diketahui dapat menghambat replikasi virus dengue dalam tubuh nyamuk. Anhar menyebut, hasil evaluasi tahap pertama sedang ditunggu. “Sejauh ini berkembang biak cukup baik. Insyaallah dalam 1-2 hari ini mungkin akan keluar,” katanya.

Selain itu, strategi paling efektif dalam pemberantasan DBD menurut Anhar tetap bertumpu pada Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Keterlibatan aktif masyarakat disebut menjadi kunci utama dalam memutus siklus hidup nyamuk penyebar virus dengue. “Kalau di tiap rumah ada satu orang yang ditugaskan pantau jentik dan disiplin melakukan itu hingga tidak ditemukan lagi jentik nyamuk di rumahnya, selesai sebenarnya,” tegasnya.

Pemerintah Kota Bandung kini tengah melatih kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di 30 kecamatan bekerja sama dengan pihak swasta, Enesis Group. Para kader ini nantinya akan menjadi ujung tombak sosialisasi PSN dan edukasi masyarakat di wilayah masing-masing.

Dengan langkah-langkah pencegahan dan intervensi yang terus ditingkatkan, pemerintah berharap dapat mengendalikan lonjakan kasus DBD dan mengurangi angka kematian di Kota Bandung.