MAJALENGKA, TINTAHIJAU.COM – Kabupaten Majalengka tak hanya dikenal sebagai sentra mangga Gedong Gincu, namun kini mulai menorehkan nama lewat varietas unggulan lainnya: Starmill 99, varietas bawang putih lokal yang menjanjikan ketahanan pangan nasional.
Varietas ini dikembangkan di Desa Nunuk, Kecamatan Maja, dan kini telah diakui sebagai varietas lokal. Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Majalengka (Feparta UNMA), Dadan Ramdani Nugraha, yang menyebut Starmill 99 memiliki keunggulan dibandingkan varietas bawang putih lain yang beredar di pasaran.
“Starmill 99 cocok ditanam di dataran rendah dan masa panennya lebih cepat. Ini sangat menguntungkan dari sisi ekonomi,” ujar Dadan saat ditemui di kantornya, Selasa (20/5/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa bawang putih yang dijuluki Mutiara Nunuk ini genjah—cepat berbuah dan dipanen—sehingga dapat memberikan keuntungan lebih bagi petani. Saat ini, pengembangan bibit dilakukan di lahan seluas 6 hektare yang dikelola oleh petani di Desa Nunuk.
“Potensi penangkaran bibit sangat menjanjikan. Lahan 6 hektare yang ada saat ini akan jadi basis pengembangan ke wilayah lain,” jelasnya.
Ke depan, hasil panen Starmill 99 dari Nunuk akan dikembangkan melalui penanaman serentak di lima kecamatan, yakni Maja, Argapura, Lemahsugih, Rajagaluh, dan Sindangwangi.
Dari sisi ekonomi, varietas ini dinilai sangat prospektif. Satu hektare lahan tanam bawang putih Starmill 99 diperkirakan mampu menghasilkan keuntungan bersih mencapai Rp247 juta per musim. Hal ini juga didukung oleh sistem tumpang sari dengan tanaman cabai rawit, yang dinilai mampu menekan risiko dan meningkatkan hasil.
“Sistem tumpang sari memberikan dua sumber pendapatan sekaligus. Kombinasi ini sangat efektif untuk petani,” tambahnya.
Selain itu, hasil panen yang kurang layak konsumsi tetap dimanfaatkan menjadi produk olahan seperti keripik bawang putih, memberikan nilai tambah dari sisi ekonomi kreatif lokal.
“Kita pernah coba membuat keripik dari sortiran bawang yang tidak lolos pasar, dan ternyata rasanya kriuk, enak, khas Majalengka,” ungkap Dadan.
Dekan Feparta UNMA itu berharap Pemerintah Kabupaten Majalengka, bahkan Pemprov Jawa Barat, dapat lebih serius memberikan perhatian terhadap varietas unggulan daerah.
“Kita punya harapan besar Starmill 99 bisa menjadi solusi ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor bawang putih,” tegasnya.
Direncanakan, ekspos varietas unggulan ini akan digelar pada September 2025 mendatang sebagai bagian dari upaya strategis memperkuat kemandirian pangan di Jawa Barat dan Indonesia.
Defri Ardiansyah






