BANDUNG, TINTAHIJAU.com – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Triadi Machmudin menyampaikan kebanggaannya terhadap ekspor kopi dari CV Wanoja Patra Jaya dan Gravfarm Indonesia ke Arab Saudi dan Belanda. Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa produk Jawa Barat memiliki kualitas yang baik dan layak bersaing di pasar internasional.
Namun, Bey menekankan pentingnya hilirisasi produk dalam ekspor, sehingga produk-produk Jawa Barat memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. “Harapannya ekspor itu dalam bentuk yang nilai tambahnya tinggi. Jadi jangan dalam bentuk mentah, tapi sudah jadi hilirisasinya berjalan sampai produk itu jadi. Itu akan menambah nilai jual yang cukup besar,” ujarnya di Bandung, Rabu.
Ekspor kopi tersebut berlangsung pada acara West Java Expo (WJX) 2024 di Bale Pare Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (12/10). CV Wanoja Patra Jaya mengekspor 19,2 ton kopi ke Arab Saudi dengan nilai 200.000 dolar AS, sementara Gravfarm Indonesia mengirimkan 360 kilogram kopi ke Belanda dengan nilai 4.600 dolar AS.
“Jika diakumulasikan, ekspor kedua pelaku usaha kopi tersebut mencapai sekitar Rp3,5 miliar. Kami mendukung upaya-upaya UMKM untuk mengekspor, karena dapat menambah devisa, menambah lapangan pekerjaan, dan mereka juga akan investasi membuka lagi lahan baru,” ungkap Bey.
Bey juga berharap agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Barat dapat terus berkembang dan naik kelas. Ia mendorong para UMKM untuk aktif mencari informasi dan mendapatkan dukungan agar produk mereka dapat dipamerkan di pasar yang lebih luas, baik di dalam maupun luar negeri.
“Kami ingin semuanya (pelaku usaha) naik kelas. Jadi yang baru masuk, mulai dulu. Nanti kalau sudah mulai, naik lagi,” tambah Bey.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat posisi UMKM Jawa Barat di pasar global serta meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.