SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Perkembangan media digital dan media sosial melahirkan figur baru dalam arus informasi publik, yakni influencer. Kehadiran influencer kerap disamakan dengan wartawan karena sama-sama memproduksi konten dan menyampaikan informasi ke publik.
Namun, secara fungsi dan tanggung jawab, keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Influencer dikenal sebagai individu yang memiliki pengaruh kuat terhadap pengikutnya di media sosial. Konten yang disajikan umumnya bersifat personal, subjektif, dan bertujuan membentuk opini atau mendorong perilaku audiens, baik dalam konteks gaya hidup, promosi produk, hingga pandangan tertentu.
Sementara itu, wartawan merupakan profesi yang menjalankan kerja jurnalistik dengan tugas utama menyampaikan informasi faktual kepada publik. Wartawan bekerja berdasarkan kaidah jurnalistik, mulai dari verifikasi data, konfirmasi narasumber, hingga penyajian informasi yang berimbang.
Perbedaan paling mencolok terletak pada aspek etika dan tanggung jawab. Influencer tidak terikat oleh Kode Etik Jurnalistik maupun Undang-Undang Pers. Konten influencer umumnya mengikuti kepentingan personal atau kerja sama komersial dengan pihak tertentu.
Sebaliknya, wartawan terikat ketat oleh Kode Etik Jurnalistik yang melarang keberpihakan, manipulasi fakta, serta penerimaan imbalan yang dapat memengaruhi independensi pemberitaan.
Dari sisi tujuan, influencer bertanggung jawab kepada audiens dan pihak sponsor, sedangkan wartawan bertanggung jawab kepada kepentingan publik dan kebenaran informasi. Wartawan dituntut menjaga objektivitas serta menjalankan fungsi kontrol sosial terhadap kekuasaan dan kebijakan publik.
Pengamat media menilai penting bagi masyarakat untuk memahami perbedaan ini agar tidak menyamakan opini personal dengan produk jurnalistik. Literasi media menjadi kunci agar publik mampu memilah mana konten yang bersifat promosi dan mana informasi yang telah melalui proses jurnalistik yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan memahami perbedaan influencer dan wartawan, masyarakat diharapkan lebih kritis dalam mengonsumsi informasi, khususnya di tengah derasnya arus konten digital saat ini.





