Ragam  

Generasi Z dan Tantangan Pengasuhan Anak di Era Digital

SUBANG, TINTAHIJAUcom – Di tengah era di mana teknologi semakin mengakar dalam kehidupan sehari-hari, muncul sebuah fakta bahwa Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, yang sering diidentifikasi dengan dunia digital dan kemajuan teknologi, telah memasuki fase kehidupan yang membuat kita terkejut, yaitu memiliki anak.

Meskipun terdengar kontradiktif dengan stereotip yang biasa melekat pada generasi ini, kenyataannya, mereka menunjukkan pendekatan yang unik dalam mengasuh anak-anak mereka, sejalan dengan perubahan zaman dan teknologi yang terus berkembang.

Dalam era digital yang semakin merajalela, Generasi Z, menunjukkan pendekatan yang inovatif dalam mengasuh anak-anak dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang melekat pada generasi mereka. Menyadari betapa pentingnya dukungan teknologi dalam menjalani peran sebagai orang tua, mereka menemukan cara unik untuk mengatasi tantangan-tantangan modern dalam pengasuhan anak.

Gania Ihsani, seorang ibu muda dari Grand Subang Residence, Cibogo Subang, telah menemukan nilai luar biasa dalam memanfaatkan aplikasi YouTube Kids sebagai sarana hiburan dan pembelajaran yang aman bagi anaknya yang berusia 3 tahun 9 bulan. Dalam pengalamannya, aplikasi ini telah menjadi penyelamat saat ia harus meninggalkan anak untuk bekerja pada jam-jam tertentu.

Menemukan solusi yang aman dan bermanfaat bagi anaknya adalah prioritas utamanya, dan YouTube Kids memberikan konten yang sesuai dengan usia anak, memastikan bahwa anaknya terpapar kepada materi yang sesuai dan dapat dipahami dengan baik.

“Kami menggunakan YouTube Kids terutama ketika saya harus meninggalkan anak untuk bekerja pada jam tertentu. Aplikasi ini memberikan konten yang sesuai dengan usia anak dan bahkan membantu dalam pembelajaran seperti mengaji dan menyanyi,” ungkap Ibu kelahiran tahun 1998 tersebut.

Lebih dari sekadar hiburan, Gania mencatat bahwa aplikasi ini juga membantu dalam aspek pembelajaran. Dengan adanya konten yang mendukung kegiatan seperti mengaji dan menyanyi, anaknya dapat mengembangkan keterampilan serta pengetahuan dalam lingkungan yang terjaga dan aman secara digital.

Sebagai ibu kelahiran tahun 1998, Gania sangat menghargai kemudahan dan keamanan yang diberikan oleh YouTube Kids, memungkinkannya untuk bekerja dengan tenang sambil tahu bahwa anaknya tetap terhibur dan belajar dengan baik. Dalam dunia di mana teknologi semakin mempengaruhi kehidupan sehari-hari, menemukan aplikasi yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik dengan aman menjadi hal yang sangat berharga bagi orangtua seperti Gania.

Riza, seorang ibu muda yang lahir pada tahun 2000 di Desa Mulyasari Binong, telah menemukan peran penting teknologi dalam mendukung perannya sebagai orang tua. Dengan memiliki seorang anak yang baru berusia 1 tahun 10 bulan, Riza sering kali merasa cemas dan bingung menghadapi tantangan baru dalam mengasuh anak. Namun, dia menemukan bahwa teknologi, khususnya media sosial dan situs web, telah menjadi sumber informasi yang sangat berharga baginya.

“Sebagai seorang ibu baru, saya sering merasa khawatir dan bingung menghadapi berbagai permasalahan yang baru saya alami. Namun, berkat akses yang mudah kepada informasi melalui media sosial dan situs web, saya bisa menemukan solusi atas berbagai masalah tersebut,” jelasnya.

Melalui platform-platform ini, Riza dapat dengan mudah menemukan solusi untuk berbagai masalah yang dia hadapi sehari-hari dalam merawat anaknya. Baik itu tentang pola makan, perkembangan anak, kesehatan, atau bahkan permainan yang cocok untuk anak seusianya, Riza telah menemukan bahwa jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditemukan dengan cepat dan mudah di internet. Selain itu, dia juga dapat terhubung dengan komunitas orang tua lainnya, baik yang berada di daerahnya maupun di seluruh dunia, untuk bertukar pengalaman dan mendapatkan dukungan. Dengan demikian, teknologi telah memainkan peran yang sangat positif dalam memberikan Riza rasa percaya diri dan pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi peran barunya sebagai ibu dengan lebih baik.

Tamara, seorang ibu dari Gempol Pusakanagara yang lahir pada tahun 1999, menaruh perhatian besar terhadap dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh paparan teknologi yang berlebihan pada anak-anak. Meskipun mengakui bahwa teknologi telah membantu meningkatkan pengetahuannya dalam membesarkan anak, dia tetap yakin bahwa anak-anak dalam usia yang sangat dini sebaiknya tidak terlalu banyak terpapar gadget. Pendekatan yang diambilnya adalah untuk tidak memberikan akses langsung kepada anak-anaknya terhadap teknologi digital. Sebaliknya, dia memilih untuk memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang dibagikan oleh para influencer parenting di media sosial.

“Saya percaya bahwa interaksi langsung dengan dunia nyata dan pengalaman di luar layar sangat penting bagi perkembangan anak-anak,” ungkap Tamara.

Dengan demikian, Tamara berusaha untuk menciptakan keseimbangan yang sehat antara menggunakan teknologi sebagai alat pendidikan dan memastikan bahwa anak-anaknya tidak terlalu tergantung pada perangkat digital sejak usia dini.

“Meskipun teknologi membantu saya belajar menjadi orang tua yang lebih baik, saya tetap berpikir bahwa anak-anak dalam usia yang sangat dini sebaiknya tidak terlalu banyak terpapar gadget,” tambahnya.

Dengan demikian, generasi Z menemukan keseimbangan yang tepat antara memanfaatkan teknologi sebagai sumber informasi dan dukungan dalam mengasuh anak-anak, sambil tetap memperhatikan perlunya membatasi paparan teknologi bagi perkembangan yang sehat dan optimal bagi generasi penerus mereka.

Reporter: Dede Ramdani