TASIKMALAYA, TINTAHIJAU.com — Gunung Galunggung, ikon alam dan sejarah Tasikmalaya, kembali menjadi pusat perhatian melalui sebuah gerakan pelestarian lingkungan bertajuk Gandrung Mulasara Galunggung. Gerakan ini mengajak masyarakat untuk mencintai dan merawat kelestarian gunung api tersebut demi keberlanjutan lingkungan dan pariwisata di wilayah Sukapura.
Sebagai bentuk konkret dari kampanye ini, ratusan komunitas di Tasikmalaya bersama jajaran TNI AU dari Lanud Wiriadinata melakukan penanaman 1.000 bibit pohon jenis Kaliandra di kaki Gunung Galunggung, tepatnya di kawasan perkemahan Bukit Nangreu, Rabu (2/7). Selain penanaman pohon, kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan aksi donor darah.
Komandan Lanud Wiriadinata, Letkol Pnb Taufik Agus Hidayat, menyampaikan apresiasinya atas keterlibatan masyarakat dan berbagai komunitas. Ia menekankan pentingnya melestarikan Galunggung sebagai warisan alam dan sejarah yang menjadi asal-usul berdirinya Tasikmalaya.
“Ada satu poin dari Gubernur Jawa Barat yang sangat membekas, yaitu bahwa Tasikmalaya harus ngaagungkeun (mengagungkan) Galunggung. Dari Galunggung, Tasikmalaya lahir. Maka mari kita semua gandrung mulasara Galunggung,” tegas Taufik.
Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari, menambahkan bahwa memanfaatkan Galunggung sebagai sumber ekonomi sah-sah saja, namun tidak boleh mengabaikan pelestariannya. Ia mengingatkan agar potensi alam ini tidak berubah menjadi potensi bencana akibat ulah manusia.
“Menjaga kelestarian Galunggung adalah hal mutlak. Kita boleh mengambil manfaat ekonominya, tapi jangan sampai rusak oleh eksploitasi yang tidak bertanggung jawab,” kata Asep.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tasikmalaya, Deddy Mulyana, menegaskan bahwa meskipun Gunung Galunggung secara administratif berada di Kabupaten Tasikmalaya, Pemerintah Kota tetap merasa berkepentingan karena Galunggung merupakan destinasi wisata utama yang turut menghidupi sektor akomodasi di Kota Tasik.
Pegiat lingkungan sekaligus pecinta alam, Harniwan Obech, turut memberikan pandangannya. Ia menilai kondisi vegetasi Galunggung saat ini masih cukup terjaga, namun tetap menyuarakan kekhawatiran terhadap aktivitas pertambangan ilegal yang dapat mengancam ekosistem.
“Gerakan Gandrung Mulasara Galunggung harus benar-benar menyeluruh. Tidak cukup hanya dengan menanam pohon, tetapi juga menjaga kawasan ini dari aktivitas pertambangan dan perusakan lingkungan lainnya,” tegas Harniwan.
Melalui semangat kolaboratif antara pemerintah, militer, komunitas, dan masyarakat, harapan besar mengemuka agar Gunung Galunggung tetap lestari dan terus menjadi kebanggaan masyarakat Tasikmalaya. Gerakan ini bukan hanya simbol cinta terhadap alam, tetapi juga cerminan tanggung jawab generasi masa kini untuk warisan masa depan.