JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Bagi sebagian orang, orgasme bukanlah sesuatu yang rumit. Dalam sebuah penelitian, 1 dari 4 orang mengaku bisa mencapai orgasme seksual hanya dengan digelitikin.
Temuan ini diungkapkan dalam riset yang dilakukan oleh University Medical Center Mainz, Jerman. Para ilmuwan dari Institute of Pathophysiology di universitas tersebut baru-baru ini mengamati bagaimana orang dewasa menggunakan gelitikan dalam kaitannya dengan aktivitas seksual.
Sebanyak 719 partisipan dengan kondisi yang disebut ‘tickling fetish’ dilibatkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang tidak hanya merasa geli saat digelitikin, tetapi benar-benar bisa mencapai kepuasan seksual.
Fokus Baru dalam Penelitian
“Penelitian tentang digelitikin sebelumnya biasanya terfokus pada konsekuensi sensoris dan aspek kesenangan saat digelitikin,” kata Dr. Shimpei Ishiyama yang memimpin riset, dalam siaran persnya yang dikutip dari Eurekalert. “Dalam penelitian ini, kami menginvestigasi peran digelitikin dalam konteks seksual untuk pertama kalinya,” lanjutnya.
Hampir semua partisipan menyatakan bahwa dengan digelitikin mereka bisa mencapai kepuasan secara seksual. Menariknya, sebanyak seperempat dari partisipan mengatakan bahwa mereka mengalami orgasme secara eksklusif hanya dengan digelitikin.
Gelitikan sebagai Aktivitas Intim
“Digelitikin adalah aktivitas intim yang membutuhkan saling percaya pada level tertentu. Ini bisa memperkuat ikatan individual dan menjadi sumber energi seksual,” kata Dr. Ishiyama. Temuan ini menambah dimensi baru dalam pemahaman tentang bagaimana sentuhan dan gelitikan dapat mempengaruhi hubungan dan kepuasan seksual.
Penelitian ini membuka wawasan baru tentang cara-cara alternatif dalam mencapai kepuasan seksual, yang mungkin sebelumnya tidak banyak diketahui atau dibicarakan. Dengan lebih banyak penelitian, bisa jadi gelitikan akan menjadi salah satu metode yang lebih dipahami dan diterima dalam konteks hubungan intim dan seksual.
Penemuan ini juga menekankan pentingnya saling percaya dan keterbukaan dalam hubungan, karena gelitikan sebagai aktivitas intim membutuhkan tingkat kenyamanan dan kepercayaan yang tinggi antara kedua belah pihak. Dengan demikian, hubungan yang dibangun di atas dasar saling percaya bisa jadi lebih kuat dan memuaskan bagi kedua belah pihak.
Penelitian ini diharapkan dapat memicu lebih banyak studi lanjutan tentang berbagai aspek seksual yang mungkin masih belum terungkap sepenuhnya. Selain itu, juga memberikan pandangan baru bagi individu dan pasangan dalam mengeksplorasi bentuk-bentuk kepuasan seksual yang mungkin belum pernah mereka coba sebelumnya.





