SUBANG, TINTAHIJAUcom – Nanas merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Subang. Setiap tahunnya, Subang menghasilkan sekitar 59.000 ton nanas.
Sentra komoditas nanas ini terletak di wilayah yang berada di ketinggian sekitar 600-700 meter di atas permukaan laut, tersebar di beberapa desa di kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Cijambe, dan sekitarnya.
Di wilayah ini, nanas dibudidayakan sebagai tanaman tumpangsari maupun tanaman pokok yang tumbuh di pekarangan rumah, kebun, hingga tanah milik kehutanan dan PTPN.
Nanas dari Subang yang paling terkenal adalah yang dikenal sebagai “Nanas Si Madu.” Buah nanas ini memiliki ukuran besar dan bentuk yang menggembung. Buahnya memiliki rasa manis dan segar layaknya seperti madu, seiring dengan aroma kuat yang khas memberikan pengalaman rasa yang tak terlupakan.
Saat ini, buah nanas dari Subang tidak hanya dijual dalam bentuk buah utuh. Masyarakat setempat telah mengembangkan berbagai produk olahan nanas, seperti wajit nanas, dodol nanas, keripik nanas, dan selai nanas, yang dikemas secara menarik.
Desa Kumpay, salah satu daerah sentra Nanas. Kades Kumpay Kecamatan Kasomalang H. Asep Saefullah menyatakan sebagian besar mata pencaharian warga desanya merupakan petani nanas.
Namun demikian, tingkat kesejahteraan petani nanas ini belum tampak sugnifikan. Asep neminta pemerintah untuk melakukan hilirisasi produksi nanas, sehingga akan membentuk ekosistem ekonomi warga
“Untuk kesejahteraan masyarakat, diharapkan dibangun lagi pabrik pengelolaan nanas sehingga standar harga jual para petani akan stabil dan lebih tinggi sehingga keberlangsungan petani nanas Subang berkelanjutan dan sejahtera,” kata Asep.
Pj. Bupati Subang, Imran menyebutkan Nanas yang merupakan ikon Kabupaten Subang ini sangat luar biasa potensinya.
“Kita melihat kebun nanas sangat luar biasa sebagai potensi Subang. Ini menjadi iconnya Subang dan tentunya kita berharap ke depannya ini akan kembali berjaya di Subang”, imbuhnya.
Pj. Bupati Subang berharap ada beberapa hal yang harus dilakukan nanti ke depannya, diantaranya memperbaiki tata kelola nanas, mulai dari memperbaiki hulunyanya untuk pembibitan, pemeliharaan, kemudian sampai dengan pemanenan harus memenuhi standar.
Agar nantinya bisa menyiapkan institusi yang bisa membeli hasil produk pertanian sekaligus juga nanti mengolah menjadi produk-produk turunan dari nanas.
Pj. Bupati Subang sangat mendukung upaya para kades untuk terus bergairah menanam nanas.
“Kita sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh Kepala Desa Kasomalang dan Kepala Desa kumpay untuk kembali menggairahkan masyarakat menanam nanas. Namun sekali lagi kita ingatkan kualitas bibit, pemeliharaan dan kualitas produksi harus tetap dipertahankan dan harus tetap diperbaiki, sehingga nanas Subang bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak hanya di Subang tapi juga itu di Jawa Barat di Indonesia”, pungkasnya.
Pj Bupati berharap peran BUMDes sebagai penggerak ekonomi lokal, khususnya untuk membantu petani nanas yang saat ini harga jualnya sangat rendah. Bupati menyebut keluhan petani bahwa nanas hanya dihargai Rp1.000 per buah.
Dia ingin BUMDes di Subang menjadi perantara yang mencari pembeli yang layak untuk produk petani, agar hasil produksi petani bisa terjual dengan harga yang lebih menguntungkan.
“Saya ingin BUMDes kita berperan aktif dalam mendukung ekonomi lokal. Dengan koordinasi yang baik, petani Subang dapat merasakan dampak positif dari keberadaan BUMDes,” tegas Dr. Imran.