JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 2025 besok, berbagai daerah di Indonesia tengah bersiap menggelar perlombaan khas Agustusan. Sejumlah lomba tradisional, kreatif, hingga unik, dipastikan akan menghadirkan keceriaan sekaligus mempererat kebersamaan warga. Berikut 45 ide lomba yang bisa digelar panitia di berbagai kampung dan lingkungan.
Lomba Meriah dan Ikonik
Balap bakiak menjadi lomba andalan yang selalu dinanti. Dalam perlombaan ini, tiga hingga empat peserta harus kompak melangkah menggunakan bakiak panjang. Kekompakan dan keseimbangan menjadi kunci agar tim dapat mencapai garis finis lebih dulu.
Panjat pinang juga tidak boleh absen. Pohon pinang yang sudah dilumuri pelumas licin akan dipanjat bersama-sama oleh peserta untuk meraih hadiah di puncaknya. Lomba ini selalu mengundang sorak sorai warga yang menyaksikan.
Tarik tambang mencerminkan kekompakan dan kekuatan. Dua kelompok peserta saling tarik menarik seutas tambang besar hingga salah satu tim terseret melewati garis batas. Lomba ini biasanya diikuti semua kalangan, dari anak-anak hingga orang tua.
Makan kerupuk adalah lomba sederhana namun selalu seru. Kerupuk digantung pada tali, sementara peserta berlomba menghabiskannya tanpa bantuan tangan. Ekspresi lucu peserta yang berebut mengunyah membuat lomba ini digemari penonton.
Memasukkan paku ke botol menantang kesabaran dan ketelitian. Paku yang diikat pada tali harus diarahkan masuk ke mulut botol dengan cara menggerakkan tubuh peserta. Keseruan terjadi ketika paku bergoyang ke sana kemari, membuat peserta kesulitan mengendalikannya.
Balap karung adalah lomba klasik penuh tawa. Peserta melompat-lompat dengan karung goni yang membungkus tubuhnya. Meski sederhana, lomba ini memerlukan tenaga dan keseimbangan agar tidak terjatuh.
Tangkap belut terkenal sulit karena licinnya tubuh belut. Panitia biasanya menyiapkan kolam lumpur berisi belut, lalu peserta diminta menangkap sebanyak-banyaknya. Sorakan penonton mengiringi setiap peserta yang kesulitan menggenggam belut.
Estafet lari menekankan kerja sama tim. Peserta harus berlari membawa tongkat dan menyerahkannya pada rekannya hingga mencapai garis finis. Lomba ini menguji kecepatan sekaligus koordinasi tim.
Lompat tali menjadi permainan sederhana yang digemari anak-anak. Peserta harus melompati tali yang diputar bergantian dengan cepat. Ketangkasan dan stamina menentukan siapa yang bertahan paling lama.
Merias istri kerap memicu gelak tawa. Para bapak yang awam soal tata rias ditantang mendandani istrinya. Hasil riasan yang aneh justru menambah hiburan bagi penonton.
Memasak khusus bapak-bapak juga jadi favorit. Para suami diminta memasak dengan bahan yang sama, lalu hasilnya dinilai oleh juri. Kreativitas dan rasa masakan menjadi penentu pemenang.
Memasukkan pensil ke botol mirip dengan lomba paku, namun menggunakan pensil sebagai pengganti. Tingkat kesulitannya tetap tinggi, apalagi ketika peserta berusaha mengarahkan pensil agar tepat masuk ke botol.
Cosplay pahlawan kemerdekaan menghadirkan nuansa edukatif. Peserta berdandan menyerupai tokoh pejuang nasional, sekaligus memperkenalkan sosok pahlawan kepada generasi muda.
Menjatuhkan gelas plastik dengan karet menguji ketepatan. Peserta menembakkan karet untuk meruntuhkan gelas plastik yang ditata berjajar. Kemenangan ditentukan dari jumlah gelas yang berhasil dijatuhkan.
Makan biskuit di atas dahi menutup kategori lomba ikonik. Peserta harus menggerakkan wajah hingga biskuit yang diletakkan di dahi masuk ke mulut tanpa bantuan tangan. Tingkah lucu peserta selalu mengundang tawa.
Lomba Kreatif dan Lucu
Lari menggendong teman memerlukan kekuatan sekaligus keseimbangan. Peserta berlari sambil menggendong rekannya menuju garis finis.
Pecah balon dengan dada menantang keberanian. Pasangan peserta harus memeluk erat hingga balon yang dijepit di antara dada mereka pecah.
Tiup balon sampai pecah menjadi lomba sederhana penuh ketegangan. Peserta yang paling cepat meniup balon hingga meletus akan keluar sebagai pemenang.
Estafet tepung penuh tawa karena peserta harus memindahkan tepung dengan cara dilemparkan dari belakang kepala. Akhir lomba biasanya diwarnai wajah-wajah penuh tepung.
Adu panco menguji kekuatan tangan. Peserta beradu di meja untuk menjatuhkan tangan lawan, mencerminkan semangat sportifitas.
Tebak rempah-rempah mengandalkan ketajaman penciuman dan pengetahuan kuliner. Peserta harus menebak jenis rempah hanya dari aroma atau rasa.
Kupas dan makan buah menantang kecepatan sekaligus ketangkasan. Buah seperti nanas atau salak yang sulit dikupas dipilih agar lomba lebih menantang.
Adu napas dalam air biasanya digelar di kolam. Peserta yang mampu bertahan paling lama di bawah air akan menjadi pemenang.
Estafet kelereng membutuhkan keseimbangan. Peserta memindahkan kelereng menggunakan sendok yang digigit, lalu menyerahkannya ke rekan satu tim.
Mengisi paralon berlubang dengan air penuh strategi. Tim harus mengisi paralon hingga bola kecil di dalamnya muncul ke permukaan, meski air terus bocor keluar dari lubang.
Menghias sepeda disukai anak-anak. Peserta berlomba mempercantik sepeda dengan ornamen warna-warni.
Balap egrang menuntut keseimbangan luar biasa. Peserta harus berjalan cepat dengan bambu panjang tanpa terjatuh.
Merangkai huruf melatih kecerdasan. Peserta diminta menyusun huruf acak menjadi kata yang benar.
Lari zig-zag dengan ember di kepala menambah keseruan. Peserta harus berlari cepat tanpa menumpahkan air di ember yang ada di atas kepala.
Tebak lagu menguji pengetahuan musik. Peserta harus melanjutkan potongan lagu perjuangan atau daerah yang diputar panitia.
Lomba Unik dan Menantang
Voli net tertutup membuat permainan semakin sulit. Net yang ditutup kain menghalangi pandangan sehingga peserta harus waspada menghadapi bola.
Futsal pakai sarung menghadirkan kesulitan tersendiri. Peserta harus tetap lincah mengolah bola meski geraknya terbatasi sarung.
Sepak bola balon menimbulkan tawa. Bola diganti dengan balon yang arah tendangannya sulit ditebak.
Sepak bola dengan topi kerucut menambah kesulitan karena pandangan peserta terhalang.
Lomba melanjutkan lagu menuntut kecepatan berpikir. Peserta harus melanjutkan lirik yang tiba-tiba dihentikan panitia.
Bawa kelereng di kepala menantang konsentrasi. Peserta harus membawa kelereng di piring di atas kepala hingga garis finis.
Lomba jalan mundur menguji koordinasi tubuh. Peserta diminta berlari mundur menuju garis akhir tanpa menabrak.
Perang bantal di atas kolam penuh hiburan. Dua peserta duduk di batang kayu di atas air sambil saling berusaha menjatuhkan lawan dengan bantal.
Balap susun gelas plastik menguji ketangkasan tangan. Peserta menyusun gelas membentuk piramida dengan cepat.
Menggambar pasangan semirip mungkin menguji kekompakan suami-istri. Hasil gambar kemudian dinilai oleh penonton.
Lomba kipas balon menuntut strategi. Peserta mengipas balon agar sampai ke garis finis tanpa jatuh.
Menerbangkan layangan unik mengutamakan kreativitas. Peserta diminta membuat layangan dengan bentuk yang nyeleneh dan menerbangkannya.
Estafet balon air memerlukan kekompakan. Tim harus melempar balon berisi air hingga sampai ke ember tujuan tanpa pecah.
Cari koin dalam kolam pasir mengundang antusiasme anak-anak. Peserta harus menggali pasir untuk menemukan koin yang tersembunyi.
Bulu tangkis dengan bat tenis meja menjadi penutup yang unik. Raket diganti bat kecil, membuat permainan terasa lebih sulit sekaligus mengundang tawa.
Itulah sejumlah ide lomba yang mungkin bisa digunakan untuk memerikahkan acara 17 Agustus di tempat anda, semoga bermanfaat ya.