SUBANG, TINTAHIJAU.com – Menyembelih daging kurban merupakan ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah swt. ibadah ini dapat mengajarkan kita untuk ikhlas dan semata-mata mencari ridho Allah.
Namun, apakah sohibul kurban (orang yang melaksanakan ibadah kurban) berhak mendapatkan jatah daging dari hewan yang dia kurbankan? Bagaimana ketentuan jatah daging kurban? Bagaimana ketentuan pembagiannya?
Mari simak artikel berikut
orang yang berkurban dalam rangka menunaikan ibadah sunnah bukan sebagai nazar, bisa mendapatkan jatah daging kurban. ketentuan tersebut sesuai dengan hadis Riwayat Ahmad, Nabi Muhammad SAW bersabda “Jika di antara kalian berkurban, maka makanlah sebagian kurbannya” (HR Ahmad).
Rasulullah SAW pernah makan dari daging hewan kurbannya sendiri. Seperti dalam hadist riwayat Imam AlBaihaqi mengatakan “Rasulullah SAW. ketika hari Idul Fitri tidak keluar dulu sebelum makan sesuatu. Ketika Idul Adha tidak makan sesuatu hingga beliau kembali ke rumah. Saat kembali, beliau makan hati dari hewan kurbannya.”
Larangan sohibul kurban tidak menjual bagian apapun dari hewan yang dia kurbankan. Hal tersebut tertuang dalam Fathul Mujibil Qarib. Sehingga sohibul kurban hanya boleh mengambil jatahnya untuk dimakan.
“Orang yang berkurban (tidak boleh menjual daging kurban) sebagian dari daging, bulu, atau kulitnya. Maksudnya, ia haram menjualnya dan tidak sah baik itu ibadah kurban yang dinazarkan (wajib) atau ibadah kurban sunnah,” (Lihat KH Afifuddin Muhajir, Fathul Mujibil Qarib, [Situbondo, Al-Maktabah Al-Asadiyyah: 2014 M/1434 H] halaman 207).
Untuk besaran jatah daging kurban ada beberapa pendapat yang menyatakan sohibul kurban boleh makan 1/3 dari daging hewan kurbannya, memakan sedikit dari hewan kurbannya, dan menyedekahkan semua daging hewan kurbannya.
- 1/3 dari daging hewan kurban
Orang yang berkurban atau disebut shohibul kurban berhak mendapatkan 1/3 daging kurban. “……(Ia memakan) maksudnya orang yang berkurban dianjurkan memakan (daging kurban sunnah) segmen bahkan lebih sedikit dari itu,” (Lihat KH Afifuddin Muhajir, Fathul Mujibil Qarib,
Sebagian ulama berpendapat bahwa daging kurban dibagi menjadi tiga bagian: bercabang untuk orang miskin, orang kaya, dan memanjang untuk orang yang berkurban. Tetapi, ibadah kurban yang utama adalah menyedekahkan semuanya kecuali memakan sedikit daging itu untuk mendapatkan keberkahan ibadah kurban
- Memakan sedikit
Orang yang berkurban disunahkan memakan daging kurbannya satu sampai tiga suap saja untuk memperoleh berkah (tabarruk), dan sisanya disedekahkan.
Artinya, “Orang yang berkurban wajib (memberi makan) dari sebagian hewan kurban sunnah (kepada orang fakir dan miskin) dengan jalan penyedekahan dagingnya yang masih segar. Menjadikan dagingnya sebagai makanan yang dimasak dan mengundang orang-orang fakir agar mereka menyantapnya tidak mampu sebagai ibadah kurban. Yang utama adalah menyedekahkan semua daging kurban kecuali sesuap, dua suap, atau beberapa suap,” (Lihat KH Afifuddin Muhajir, Fathul Mujibil Qarib, [Situbondo, Al-Maktabah Al-Asadiyyah: 2014 M/1434 H] halaman 208).
Tak hanya fakir miskin, Daging kurban juga bisa dibagikan kepada kerabat, teman, dan tetangga sekitar meski mereka berkecukupan. Melalui BAZNAS Jabar, kurban berkah sahabat akan didistribusikan ke desa-desa yang tidak pernah berkurban, desa pelosok, dan santri penghafal al-quran. Insya Allah pelaksanakaan kurban aman sesuai syariah




