SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di RSUD Subang tercatat sangat tinggi, yakni mencapai 96,76%.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa hampir seluruh 280 unit tempat tidur yang tersedia telah terisi, seiring dengan tingginya lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan inap.
“Kami memahami kekhawatiran dan kesulitan masyarakat, dan memohon pengertian atas kondisi keterbatasan ruang yang saat ini terjadi,” ujar manajemen RSUD dalam pernyataan tertulisnya.
Meski demikian, RSUD Subang menegaskan bahwa pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) tetap terbuka untuk seluruh pasien. Semua pasien yang datang ke IGD akan dilayani dan ditangani oleh tim medis, sesuai dengan standar penanganan kondisi kegawatdaruratan.
Manajemen RSUD Subang juga menambahkan bahwa mereka terus berupaya mengoptimalkan layanan dan kapasitas fasilitas yang ada agar dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal ke depannya.
“Kami berkomitmen penuh menjadi pusat pengobatan dan kesembuhan masyarakat Subang. Meskipun kapasitas kamar terbatas, IGD tetap siap memberikan penanganan cepat dan tepat,” lanjut pernyataan tersebut.
Sekedar informasi, data RSUD Subang menunjukkan bahwa dalam rentang waktu 1–15 Juli 2025, total 7.175 pasien telah ditangani, terdiri dari 6.140 pasien rawat jalan dan 1.036 pasien rawat inap. Jumlah tersebut mencerminkan tingginya kebutuhan masyarakat Subang terhadap layanan kesehatan, terutama di awal semester kedua tahun ini.
Sebelumnya, sepanjang Semester I Tahun 2025, jumlah total kunjungan pasien ke RSUD Subang tercatat mencapai 94.993 pasien, dengan 16.394 kunjungan terjadi hanya dalam bulan Juni saja.
Dari sisi jenis penyakit, RSUD Subang juga merilis 10 besar penyakit yang paling banyak ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Tiga besar keluhan pasien didominasi oleh Nyeri perut dan panggul (R10.0) – 360 kasus, infeksi virus tidak spesifik (B34.9) – 150 kasus dan Asma tidak spesifik (J45.9) – 88 kasus
Keluhan lain yang juga mendominasi adalah nyeri perut bagian atas, retensi urin, nyeri pinggang bawah, hingga luka terbuka dan demam tidak spesifik. Tren ini menunjukkan bahwa gangguan saluran pencernaan, pernapasan, dan urologi masih menjadi kasus yang paling banyak datang ke IGD.
Tingginya angka kunjungan dan BOR menjadi tantangan tersendiri bagi RSUD Subang untuk menjaga kualitas pelayanan. Meskipun ruang rawat inap terbatas, pihak RSUD menegaskan bahwa Instalasi Gawat Darurat (IGD) tetap menerima dan melayani seluruh pasien yang datang untuk penanganan awal.






