Ragam  

Kenali Gejala Awal Diabetes Sejak Dini, Jangan Tunggu Komplikasi Datang

7 Kebiasaan sederhana untuk mencegah diabetes

BANDUNG, TINTAHIJAU.com – Tidak sedikit penderita diabetes baru menyadari penyakitnya setelah terlambat. Gejala awal yang muncul kerap dianggap keluhan ringan, padahal keterlambatan diagnosis bisa memperburuk kondisi hingga memicu komplikasi serius.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK) Amerika Serikat, mengenali tanda-tanda awal diabetes sangat penting untuk mencegah perburukan. Deteksi sejak dini terbukti dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita.

Beberapa gejala yang patut diwaspadai antara lain sering buang air kecil, rasa haus berlebihan, mudah lapar meski sudah makan, penglihatan buram, tubuh cepat lelah, luka sulit sembuh, hingga infeksi berulang. Meski demikian, masing-masing tipe diabetes memiliki karakteristik yang berbeda.

Pada diabetes tipe 1, gejala berkembang lebih cepat dan sering menyerang anak-anak maupun remaja. Penderita biasanya mengalami penurunan berat badan tanpa sebab jelas, rasa haus berlebih, dan sering buang air kecil. Dalam sejumlah kasus, diagnosis baru ditegakkan setelah pasien mengalami ketoasidosis diabetik (DKA), kondisi gawat darurat yang ditandai dengan kelelahan ekstrem, napas berbau manis, mual, muntah, hingga penurunan kesadaran.

Sementara diabetes tipe 2 berkembang lebih lambat dan sering tidak disadari. Penderitanya kerap mengetahui penyakit ini setelah menjalani pemeriksaan kesehatan rutin atau ketika komplikasi mulai muncul, seperti kesemutan pada tangan dan kaki, gangguan penglihatan, hingga nyeri dada.

NIDDK merekomendasikan pemeriksaan kadar gula darah bagi mereka yang mengalami gejala diabetes atau memiliki faktor risiko, seperti usia di atas 35 tahun, berat badan berlebih, riwayat keluarga dengan diabetes, serta gaya hidup sedentari. Pemeriksaan awal bisa dilakukan melalui dokter umum, spesialis penyakit dalam, maupun perawat praktik.

Meski faktor usia dan genetik tidak bisa diubah, sejumlah langkah pencegahan tetap dapat dilakukan. Menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, serta menghentikan kebiasaan merokok menjadi kunci penting untuk menurunkan risiko diabetes, khususnya tipe 2.