JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Ginjal merupakan organ vital yang bekerja tanpa henti menjaga keseimbangan tubuh. Selain menyaring limbah dan membentuk urine, ginjal juga berperan mengatur tekanan darah, kadar cairan tubuh, hingga produksi sel darah merah. Namun, kerusakan pada organ ini kerap tidak disadari hingga memasuki tahap serius.
Dikutip dari Times of India dan diberitakan kembali oleh detikHealth, mekanisme utama ginjal melibatkan proses filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi di dalam nefron, unit fungsional ginjal. Ketika ginjal tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, berbagai gangguan mulai muncul—sayangnya, sebagian besar gejala ini tidak khas dan kerap disalahartikan.
Menurut data tahun 2025, penyakit ginjal kronis (PGK) diperkirakan menyerang hingga 850 juta orang secara global. Hampir satu dari sepuluh orang dewasa terpengaruh, menjadikan penyakit ini sebagai salah satu ancaman kesehatan paling umum tetapi paling sulit dideteksi.
Gejala yang Sering Dianggap Sepele
Berikut ini sejumlah tanda-tanda gangguan ginjal yang kerap diabaikan:
- Kelelahan dan Sulit Konsentrasi
Penumpukan limbah dalam darah akibat gagal ginjal dapat menyebabkan uremia, membuat tubuh lemas dan otak ‘berkabut’. Selain itu, produksi hormon eritropoietin yang menurun menyebabkan anemia, memperburuk rasa lelah. - Sesak Napas dan Dada Terasa Sesak
Ginjal yang rusak tidak dapat membuang kelebihan cairan, sehingga menumpuk di paru-paru dan menyebabkan sesak. Anemia akibat gagal ginjal juga membuat jaringan tubuh kekurangan oksigen. - Tekanan Darah Tinggi yang Tak Terkontrol
Kerusakan ginjal mengganggu kemampuan tubuh dalam mengatur volume cairan dan hormon yang memengaruhi tekanan darah. Hal ini bisa menciptakan lingkaran setan antara hipertensi dan kerusakan ginjal. - Sering Buang Air Kecil di Malam Hari (Nokturia)
Peningkatan frekuensi buang air kecil terutama di malam hari bisa menandakan nefron tidak lagi efektif memusatkan urine. Jika disertai perubahan warna atau tekstur urine, perlu diwaspadai. - Darah atau Busa dalam Urine
Hematuria dan proteinuria bisa menjadi indikasi bahwa penyaring ginjal telah rusak, memungkinkan sel darah atau protein bocor ke dalam urine. Hal ini sering salah dikira sebagai efek dari infeksi atau dehidrasi. - Pembengkakan di Kaki, Pergelangan, dan Tangan
Ketidakmampuan ginjal membuang cairan menyebabkan edema atau pembengkakan, terutama di area tubuh bagian bawah. Ini sering dianggap sebagai efek konsumsi garam berlebih atau duduk terlalu lama. - Kulit Gatal dan Kram Otot
Ketidakseimbangan elektrolit serta penumpukan racun bisa memicu gatal, kulit kering, dan kram otot. Dalam kondisi parah, kristal urea bahkan bisa muncul di kulit, dikenal sebagai uremic frost.
Pentingnya Deteksi Dini
Tak seperti penyakit jantung atau diabetes yang menunjukkan gejala jelas, penyakit ginjal sering kali berkembang tanpa keluhan berarti. Bahkan, seseorang bisa kehilangan hingga 90 persen fungsi ginjal sebelum merasakan dampak nyata.
Karena itu, pemeriksaan fungsi ginjal secara rutin, terutama bagi mereka dengan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat keluarga, menjadi langkah penting. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar peluang pengendalian dan pencegahannya.
“Penyakit ginjal bukan hanya masalah ginjal, tapi masalah seluruh tubuh. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari ini hingga semuanya terlambat,” ujar seorang ahli nefrologi dalam wawancara dengan detikHealth.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai gejala dan pentingnya pemeriksaan dini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap kondisi ginjal mereka.





