Ragam  

Kiprah Supianto, Pegiat Lingkungan yang Bersinar Melalui Program Purnama Subang PT Pertamina EP Zona 7 Subang Field

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Supianto (42) seorang pegiat lingkungan asal Compreng Kab. Subang yang sukses bersinar menyinari masyarakat sekitar melalui program PURNAMA SUBANG. Salah satu Program Pengembangan Masyarakat dari PT Pertamina EP Zona 7 Subang Field untuk Purna Pekerja Migran Indonesia Berdaya Bersama Subang.

Supianto, mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan yang menaruh perhatian lebih terhadap permasalahan seputar lingkungan. Mulai dari inisiator pembersihan sampah di bantaran sungai serta pinggiran pantai hingga menciptakan suatu inovasi di bidang lingkungan.

Sebelum mengadu nasib ke negeri Naga Kecil Asia, Supianto merupakan seorang pekerja operator produksi di perusahaan bidang kayu lapis yang berlokasi di wilayah Serang, Banten mulai tahun 2002 sampai 2010.

Namun, kabar buruk menghampiri Supianto. Ia terkena program rasionalisasi perusahaan yang membuat dirinya harus meninggalkan Banten. Selanjutnya, demi menghidupi keluarganya, dirinya mencoba usaha dengan membuka kios jual beli burung, pakan serta kandangnya di tahun 2011.

Menginjak tahun 2014, hal tak terduga ia alami yakni untuk mengambil suatu keputusan untuk merantau ke negeri orang dengan bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Dikarenakan masih memiliki tunggakan atas pembelian rumah yang harus segera dilunasi.

Bekerja sebagai PMI di Taiwan, tak menghalangi niat tulus Supianto yang terus bergerak mengampanyekan isu lingkungan serta melakukan gerakan pembersihan sampah-sampah di bantaran sungai serta pinggiran pantai selama di Taiwan bersama-sama PMI dan warga lokal ketika hari libur kerja.

Tak butuh waktu lama, pemuda asal Compreng ini dipercaya sebagai ketua Ikatan Pekerja Indonesia Taiwan (IPIT) periode 2015-2016. Bergelut di dunia advokasi buruh migran yang berdampingan dengan TIWA (Taiwan International Workers Association).

Hingga akhirnya di tahun 2019, kontrak kerjanya dengan perusahaan di Taiwan berakhir maka ia memutuskan untuk kembali ke tanah air Indonesia.

Kisah yang memiliki nilai tak pantang menyerah dan penuh rasa optimis dalam menyelesaikan suatu permasalahan ini membuat reporter media tintahijau.com, Asep Mulyana Ismail menemuinya di wilayah Compreng, Subang.

Supianto yang biasa akrab disapa “Mas Supi”, kini menjadi ketua IMWA (Indonesia Migran Workers Association) menjalankan program PURNAMA SUBANG dari PT Pertamina EP Zona 7 Subang Field bersama Purna PMI lainnya yang berada di sekitar Compreng.

Saat ditemui, Supianto sedang melakukan rutinitasnya yaitu mengubah diapers bayi menjadi pot bunga serta menata pot untuk ditempatkan atau dipajang di rak yang berada di Koperasi Mandiri Berdaya.

Supianto mengungkapkan, Program Purnama Subang memiliki banyak turunan pengembangannya seperti di bidang lingkungan, pendidikan, sosial dan ekonomi.

“Purnama Subang ini banyak sekali pengembangannya, ada warung UMKM, edukasi calon PMI, pojok baca, pelatihan bahasa asing, pembuatan sabun dari minyak jelantah, menciptakan produk jajanan khas, serta melakukan pembibitan dan penanaman aneka pohon khususnya Mangga,” ujar Supianto saat ditemui awak media tintahijau.com di Nursery Purnama Subang, Selasa. (10/09/2024).

Di Nursery Purnama Subang, Supi menjelaskan dan menunjukkan cara pembuatan pot bunga dari diapers bayi. Mulai dari pemotongan diapers menjadi potongan kecil hingga mencetak menjadi pot bunga yang indah.

Pot bunga ini di pasarkan di beberapa sekolah dan yang lainnya. “Pot bunga yang kecil dijual dengan harga 5-100 ribu sedangkan ukuran besar dibanderol 50-400 ribu,” jelas Supi.

Sementara, pelajar SMK Yapim Compreng kelas X jurusan TBSM, M. Sultan (15) yang sedang berkunjung ke Nursery Purnama Subang mengatakan bahwa dirinya tak menyangka bahwa pampers bisa dijadikan bahan untuk membuat pot bunga.

Tak hanya Sultan, pelajar lainnya yakni Sarah (15) kelas X dari jurusan TKJ mengungkapkan rasa gembiranya karena bisa melihat dan bisa praktik langsung tentang pembuatan pot bunga tersebut.

“Seru banget, soalnya ini baru pertama kali membuat pot bunga dari bahan pampers,” ujar Sarah saat memotong diapers menjadi bagian kecil di belakang kebun Nursery Purnama Subang. Selasa, (7/09/2024)

Selanjutnya, selain mengubah diapers menjadi pot. Ia juga melakukan pembibitan dan penanaman pohon mangga, Supi menerangkan ada sekitar 70 jenis bibit mangga dari berbagai negara seperti Kiojay Thailand, Garipta Merah Jepang, Irwin Jepang, Agrigardina Seri 45 Thailand, Yuwen Thailand dan juga mangga dari negeri Jiran Malaysia yakni Mahatir.

Bibit mangga yang berbentuk sidling memiliki harga dua hingga tiga ribu, sedangkan yang stek dengan tinggi satu meter dan umur satu tahun dikisaran 40 ribu rupiah. Adapun mangga per kilonya seperti Kiojoy Thailand mencapai 20 ribu rupiah.

Selain itu, terdapat warung UMKM yang diberi nama “WARJOS” Warung Pojok Sahabat Purnama Subang yang berlokasi di dusun Sukaseneng, Compreng. Dengan menjual aneka minuman dan makanan serta jajanan khas yang dibuat oleh Purna PMI di wilayah sekitar.

Tak heran jika Supianto pernah meraih juara ketiga dalam lomba Teknologi tepat Guna Tingkat Kabupaten Subang yang diselenggarakan Dispemdes di tahun 2020 dengan mengangkat inovasi pot bunga berbahan diapers. Pada tahun yang sama, ia juga pernah menjuarai lomba yang sama juara kedua dengan yang diadakan oleh PT Dahana.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini