Ragam  

Kisah Korban Tewas Bus Maut di Ciater Subang, Berangkat dari Cibogo untuk Belajar Dagang Nasgor

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Dari 11 orang korban tewas dalam kecelakaan maut bus study tour SMK Lingga Kencana terdapat satu orang yang bukan termasuk rombongan. Dia adalah Raka Komara (23) seorang warga Subang.

Kemarin, Kang Dedi Mulyadi (KDM) bertakziah ke rumah duka Raka di Desa Majasari, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang. Suasana haru masih menyelimuti rumah duka.

Salah seorang kerabat mengatakan, saat kejadian Raka mengemudikan sepeda motor dengan membonceng temannya, Sopiyan. Keduanya saat itu berencana belajar usaha membuat warung nasi goreng di daerah Ciater.

“Sopiyan ini sudah ada tempat di Ciater, nah Raka mau belajar ke sana. Nanti setelah bisa sendiri rencananya mau buka juga di sini,” ujarnya.

Nahas, saat perjalanan motor tersebut ditabrak bus yang mengalami rem blong dari arah Tangkuban Parahu. “Raka meninggal di lokasi. Sementara Sopiyan terpental ke kebun teh, sekarang masih dirawat di rumah sakit karena patah tulang,” ucapnya.

Sementara itu ayah Raka, Abdul Rofiq menuturkan, anak pertama dari lima bersaudara itu adalah sosok yang rajin dan penurut. Bahkan selepas lulus sekolah ia langsung bekerja dan tidak mau menganggur.

“Dari mulai lulus sampai sekarang itu anak rajin tidak mau menganggur, penurut tidak pernah melawan ke orang tua. Bahkan kalau tidak ada kerjaan terus dia bilang mau kerja ke Jepang,” ucapnya.

Abdul mengatakan, pada hari kejadian tersebut ia sudah punya firasat tak enak hati. Bahkan istrinya yang sedang dirawat di rumah sakit pun memaksa untuk pulang padahal belum diperbolehkan oleh dokter.

“Terakhir komunikasi itu waktu saya ambil pakaian ke rumah untuk istri di rumah sakit. Dia tanya kapan mamah pulang, ternyata dia yang pulang (wafat),” ujar Abdul yang tak kuasa menahan tangis

KDM yang mendengar cerita tersebut pun terlihat meneteskan air mata. Ia kagum karena sosok Raka memiliki dedikasi kuat untuk keluarga. Bahkan di usia mudanya ia mencoba berbagai hal hingga ingin belajar membuka usaha nasi goreng sendiri.

“Raka anak yang soleh, rajin, semoga mendapat kemuliaan di alam akhir, mendapat kebahagiaan walaupun harus meninggalkan kedua orang tuanya,” ujar Kang Dedi Mulyadi.

Pria yang identik dengan iket putih itu pun berharap kejadian serupa tidak terulang kembali sehingga tidak ada lagi korban di kemudian hari. “Mudah-mudahan ini kejadian yang terakhir,” pungkas KDM.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini