Ragam  

Kisah Sandi Setiawan yang Lakukan Mudik dengan Sepeda dari Bekasi ke Gunungkidul

JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Mudik adalah tradisi tahunan yang dinantikan banyak orang saat Lebaran. Namun, tidak semua orang memilih cara konvensional seperti bus, kereta, atau kendaraan pribadi untuk pulang kampung. Sandi Setiawan, seorang pria asal Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memiliki cara unik untuk mudik: mengayuh sepeda dari Bekasi ke kampung halamannya.

Perjalanan yang Sudah Dilakukan Sejak 2016

Sejak tahun 2016, Sandi telah enam kali melakukan perjalanan mudik dengan sepeda. Tahun ini, pada musim mudik Lebaran 2025, ia kembali mengayuh sepedanya menempuh ratusan kilometer untuk pulang kampung. Baginya, perjalanan ini bukan sekadar perjalanan pulang, tetapi juga bagian dari hobi dan cara untuk menghemat biaya transportasi.

Menurut Sandi, ongkos naik bus dari Bekasi ke Gunungkidul bisa mencapai Rp550 ribu hingga Rp600 ribu per orang. Sementara dengan sepeda, ia hanya perlu mengeluarkan uang untuk makan dan keperluan logistik lainnya selama perjalanan.

Strategi Perjalanan: 4 Hari 5 Malam di Jalan

Dengan pengalaman yang semakin matang, Sandi kini bisa menempuh perjalanan dalam waktu empat hari lima malam. Saat pertama kali mencoba, ia membutuhkan waktu lima hari lima malam. Namun, dengan ritme yang lebih teratur dan strategi yang lebih matang, ia berhasil mempersingkat waktu tempuhnya.

Salah satu strategi yang diterapkannya adalah beristirahat setiap satu jam. “Setiap satu jam saya berhenti untuk minum selama 10 menit, lalu melanjutkan perjalanan lagi,” ujarnya.

Masjid-masjid yang tersebar di sepanjang jalur Pantura menjadi tempat beristirahat andalannya. Di sana, ia bisa tidur, mandi, hingga mencuci baju. “Saya membawa bekal baju untuk cuci kering pakai, sehingga bisa tetap nyaman selama perjalanan,” tambahnya.

Mudik dengan Sepeda: Lebih dari Sekadar Perjalanan

Bagi Sandi, mudik dengan sepeda bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga tentang menikmati proses perjalanan itu sendiri. Perjalanan ini penuh dengan tantangan, tetapi juga memberikan kepuasan tersendiri.

“Yang terpenting adalah niat dan tekad,” katanya dengan penuh semangat. Berkat persiapan yang baik dan pengalaman bertahun-tahun, Sandi dapat menjalani perjalanan ini dengan lancar. “Alhamdulillah, sepanjang jalan lancar, jalannya juga halus,” tutupnya.

Kisah Sandi Setiawan ini menjadi inspirasi bagi banyak orang bahwa perjalanan mudik tidak harus selalu dilakukan dengan cara biasa. Dengan semangat, tekad, dan persiapan yang baik, perjalanan jauh sekalipun bisa menjadi pengalaman yang berharga dan penuh makna.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini