BANDUNG, TINTAHIJAU.COM — Era disrupsi telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dan menerima pesan keagamaan. Karena itu, strategi dakwah di masa kini perlu berbasis budaya agar nilai-nilai Islam dapat tersampaikan secara menyenangkan, inklusif, dan membumi.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPW LASQI Nusantara Jawa Barat, Dr. KH. Maman Imanulhaq, saat melantik Pengurus Lembaga Seni Qasidah Indonesia (LASQI) Nusantara Jaya Kabupaten Bandung, Jumat (10/10).
Menurut Kiai Maman, dakwah melalui pendekatan seni dan budaya terbukti lebih efektif diterima publik dibanding dakwah yang kaku, keras, dan eksklusif. Terlebih di tengah derasnya arus media sosial yang kerap menampilkan wajah Islam yang keras dan memecah belah, dakwah berbasis budaya menjadi oase yang menyejukkan.
“Dakwah harus hadir melalui bahasa budaya — lewat qasidah, hadrah, shalawat, dan ekspresi seni yang menampilkan keindahan Islam. Inilah wajah dakwah yang merangkul, bukan memukul; menggembirakan, bukan menakutkan,” ujar Kiai Maman.
Anggota Komisi VIII DPR RI ini menambahkan, LASQI memiliki peran strategis sebagai jembatan antara spiritualitas dan kreativitas masyarakat. Seni qasidah, katanya, bukan sekadar hiburan, tetapi juga media dakwah yang mampu memperkuat karakter, mempererat persaudaraan, serta menumbuhkan cinta tanah air.
Pelantikan pengurus LASQI Nusantara Jaya Kabupaten Bandung tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Wakil Ketua DPR RI Dr. H. Cucun Syamsurijal, Bupati Bandung Dr. H. Dadang Supriatna, Anggota DPR RI Asep Rohmaya, Anggota DPRD Jawa Barat Humairo, Ketua LASQI Nusantara Jaya Bandung Hj. Fatimah, serta Sekjen LASQI Nusantara Jaya Drs. Inu Aminuddin.
Kehadiran para tokoh lintas lembaga dan kalangan ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah, ulama, dan seniman dalam mengembangkan dakwah kultural. LASQI diharapkan menjadi ruang kreatif yang memadukan nilai spiritual, estetika, dan penguatan karakter bangsa — menjadikan seni qasidah sebagai denyut dakwah yang menyejukkan, mencerahkan, dan memperkuat semangat kebangsaan di tengah masyarakat.






