Ragam  

Mahasiswa KKN-T UNMA Dorong Ketahanan Pangan dan Cegah Stunting di Desa Jamberama Kuningan

KUNINGAN, TINTAHIJAU.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Majalengka (UNMA) yang tengah menjalankan pengabdian di Desa Jamberama, Kecamatan Selajambe, Kabupaten Kuningan, berhasil menggagas serangkaian program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada penguatan ketahanan pangan dan pencegahan stunting.

Program ini berlangsung sejak awal Juli 2025 selama satu bulan dan mendapat antusiasme tinggi dari warga serta dukungan penuh dari pemerintah desa setempat.

Kegiatan ini berangkat dari kepedulian mahasiswa terhadap kondisi kesehatan anak di Desa Jamberama. Data awal yang mereka himpun menunjukkan terdapat dua balita mengalami stunting, yang menjadi tanda bahwa masih ada anak-anak yang tumbuh tidak optimal akibat kekurangan gizi.

Menyadari pentingnya peran masyarakat dalam menjaga asupan gizi anak dan kebersihan lingkungan, mahasiswa KKN-T merasa perlu melakukan langkah nyata melalui edukasi, pendampingan, dan aksi lapangan untuk mencegah stunting sejak dini.

Untuk mencapai tujuan tersebut, mahasiswa KKN-T merancang tiga program utama, yakni:

  1. Gerakan Tanam Jagung
    Dilaksanakan di lahan pertanian desa yang sebelumnya tidak termanfaatkan. Mahasiswa bersama kepala desa dan masyarakat menanam benih jagung secara gotong royong. Kepala Desa Jamberama memberikan apresiasi tinggi atas kegiatan ini.

“Saya ucapkan terima kasih kepada mahasiswa KKN-T UNMA yang telah memberikan edukasi dan motivasi kepada warga. Lahan yang dulunya tidak digunakan kini bisa dimanfaatkan secara produktif. Insya Allah ini akan berkelanjutan, kami akan terus memberi motivasi kepada masyarakat dan kelompok tani agar lahan kosong bisa diolah,” ujar Kepala Desa Jamberama.

  1. Program “Satu Rumah Satu Kebun”
    Program ini mengajak setiap rumah tangga memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayuran seperti kangkung dan tanaman lainnya.

Melalui langkah sederhana ini, keluarga dapat memenuhi kebutuhan sayur secara mandiri, mengurangi ketergantungan pada pasar, serta meningkatkan kesadaran hidup sehat. Mahasiswa juga memberikan edukasi mengenai teknik perawatan dan panen agar masyarakat mampu mengelola kebun dengan baik.

  1. Sosialisasi MPASI dan Kebersihan Lingkungan
    Mahasiswa bersama kader posyandu dan bidan desa mengunjungi rumah-rumah warga, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga dengan balita.

Mereka menyampaikan informasi penting mengenai pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) bergizi, pentingnya nutrisi selama masa kehamilan, dan perilaku hidup bersih. Sebagai bentuk dukungan nyata, mahasiswa juga memberikan makanan bergizi langsung kepada balita yang teridentifikasi stunting untuk membantu pemulihan gizi mereka.

Program ini dijalankan secara kolaboratif melibatkan perangkat desa, tokoh masyarakat, kader kesehatan, dan warga setempat. Seluruh kegiatan dilakukan di berbagai titik, mulai dari lahan pertanian desa, pekarangan rumah warga, hingga kunjungan rumah (home visit) untuk menjangkau seluruh sasaran.

Mahasiswa KKN-T menempuh tahapan yang sistematis:

  • Pendataan dan Observasi: Mengidentifikasi balita dan keluarga yang berisiko stunting.
  • Sosialisasi: Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai gizi dan kebersihan.
  • Aksi Lapangan: Penanaman jagung, pengembangan kebun rumah tangga, dan distribusi makanan bergizi.
  • Evaluasi: Memastikan program tepat sasaran dan dapat berkelanjutan setelah KKN selesai.

Keberhasilan program terlihat dari tingginya partisipasi warga dalam setiap kegiatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi dan kemandirian pangan. Pemerintah desa berkomitmen melanjutkan pemanfaatan lahan kosong untuk pertanian produktif dan menggerakkan kelompok tani secara mandiri.

Melalui aksi nyata ini, mahasiswa KKN-T UNMA tidak hanya memberikan bantuan sesaat, tetapi juga meninggalkan sistem dan semangat yang bisa dilanjutkan oleh masyarakat. Desa Jamberama kini mulai menyadari pentingnya membangun lingkungan sehat, mandiri pangan, dan peduli tumbuh kembang anak.

Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menerapkan strategi sederhana namun berdampak besar dalam upaya mencegah stunting dan membangun ketahanan pangan lokal. Kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa menjadi bukti nyata bahwa perubahan menuju generasi sehat dan sejahtera bisa dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama.