JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Bagi sebagian orang, makanan pedas adalah kunci untuk menambah selera makan. Namun, di balik sensasi membakar lidah, makanan pedas ternyata menyimpan segudang manfaat kesehatan – sekaligus risiko jika dikonsumsi berlebihan.
Mengutip Healthline dan Cleveland Clinic, penelitian dari Harvard dan University of Vermont menemukan bahwa rutin mengonsumsi cabai dapat menurunkan risiko kematian hingga 13-14 persen, terutama dari serangan jantung dan stroke. “Capsaicin, senyawa yang membuat cabai terasa pedas, membantu memecah lemak sehingga kesehatan jantung lebih terjaga,” tulis laporan tersebut.
Selain itu, makanan pedas terbukti meningkatkan metabolisme tubuh. Rempah seperti kunyit, jahe, dan cabai mampu mempercepat pembakaran lemak serta membantu mengendalikan nafsu makan dengan memengaruhi hipotalamus – bagian otak yang mengatur rasa lapar dan kenyang.
Manfaat lain datang dari sifat anti-inflamasi capsaicin dan kurkumin yang membantu melawan peradangan. Bahkan, penelitian dari UCLA menyebutkan capsaicin berpotensi memperlambat dan menghancurkan sel kanker prostat tanpa merusak sel sehat. Jintan dan kunyit juga diketahui memiliki sifat antimikroba untuk melawan bakteri berbahaya dalam tubuh.
Meski demikian, para ahli mengingatkan agar konsumsi makanan pedas tidak berlebihan. Capsaicin dalam dosis tinggi dapat menyebabkan sakit perut, diare, muntah, bahkan merusak lapisan saluran pencernaan. Makanan pedas juga dapat memperburuk sindrom iritasi usus besar dan penyakit radang usus, serta meningkatkan risiko esofagitis dan gejala GERD.
Para pakar menyarankan agar masyarakat menikmati makanan pedas secara bijak. “Manfaatnya bisa dirasakan jika dikonsumsi secukupnya. Jika berlebihan, justru bisa menimbulkan masalah kesehatan,” tulis Cleveland Clinic.






