
SUBANG, TINTAHIJAU.com – Lomba balap makan kerupuk adalah salah satu acara yang sering dijumpai dalam berbagai perayaan dan festival di berbagai belahan dunia. Pada pandangan awal, acara ini mungkin terlihat sebagai hiburan yang sederhana dan lucu, di mana peserta berlomba untuk memakan kerupuk yang digantung di tali tanpa menggunakan tangan. Namun, di balik sorotan tawa dan keceriaan yang mewarnai lomba ini, terdapat makna sedih dan refleksi yang lebih dalam yang sering terlupakan.
Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa acara ini memiliki akar budaya yang beragam, sering kali berasal dari tradisi rakyat di berbagai negara. Lomba balap makan kerupuk dapat memiliki makna yang lebih dalam dalam konteks budaya tertentu.
Meskipun tujuan utamanya adalah hiburan dan kegembiraan, lomba ini juga mengingatkan kita pada periode kelangkaan pangan di masa lalu. Pada saat-saat ketika pangan tidak selalu mudah diperoleh, manusia harus bersaing untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Dalam hal ini, lomba balap makan kerupuk menjadi simbol perjuangan untuk mendapatkan makanan dengan daya upaya yang ekstra.
Pada masa itu, Indonesia sedang mengalami periode konflik bersenjata dan krisis ekonomi. Kesulitan dalam memperoleh makanan juga terjadi, sehingga kerupuk menjadi pilihan utama sebagai tambahan makanan bagi kalangan rakyat kecil untuk bertahan hidup.
Kerupuk dijual dengan harga terjangkau dan mudah ditemukan. Inilah alasan mengapa kerupuk menjadi salah satu penopang kelangsungan hidup pada saat itu.
Kemudian, pada tahun 1950-an, setelah Indonesia meraih kemerdekaannya, berbagai perlombaan muncul dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. Salah satu perlombaan yang populer adalah lomba makan kerupuk.
Perlombaan ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur masyarakat setelah berakhirnya masa konflik, tetapi juga menjadi pengingat bagi masyarakat Indonesia akan masa perang yang sangat sulit dan penuh keprihatinan.
Tantangan makan kerupuk tanpa menggunakan bantuan tangan juga mengandung makna filosofis sebagai pengingat bahwa perjuangan pahlawan dalam meraih kemerdekaan tidaklah mudah. Pada masa tersebut, mereka menghadapi berbagai tantangan dengan risiko nyawa yang sangat besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com