“Di tahun ini ada desain kemasan yang baru dann ada rasa baru yaitu telur asin. Kami juga menghilangkan tiga varian rasa yang lama. Tujuannya tentu agar semakin fresh dan menarik,” papar Bunda Elis.
Strategi berjualan dan pemasarannya juga semakin maju. Meskipun saat awal merintis mereka fokus pada pemasaran dan penjualan offline dari rumah ke rumah, di awal tahun 2017 Krispy Yammy Babeh memilih beralih ke penjualan online.
Bunda Elis mengakui bahwa dalam melalui pandemi, Krispy Yammy Babeh banyak bergantung pada penjualan produk yang diekspor. “Tahun 2020 kami tetap ekspor ke Australia, Republik Dominika, dan Kanada,” jelasnya. Meskipun kegiatan ekspor ini hanya dalam jumlah kecil, namun menurutnya sangat membantu dalam bertahan di kala pandemi.
Menurut Bunda Elis, mereka memang sudah aktif mengekspor produk ke luar negeri sejak tahun 2018. “Awalnya belajar ekspor di bulan September 2018 bersama dengan UKM Indonesia,” jelasnya.
Hal ini juga dibarengi dengan semakin rajinnya Krispy Yammy Babeh mengikuti pameran-pameran berskala internasional. Pada tahun tersebut, dengan menggunakan jasa agen, mereka mengikuti pameran di Australia, Pakistan, India, Bangladesh, Malaysia, Hongkong, Singapura, hingga Thailand. “Pernah juga ekspor ke Jepang dengan bantuan teman orang Indonesia yang tinggal di sana,” papar Bunda Elis.
Meski begitu, di tahun 2021 mereka memutuskan untuk absen sementara dari pasar ekspor global. Sebagai gantinya, Krispy Yammy Babeh berpartisipasi mengikuti Dubai Expo di Arab Saudi yang juga menarik banyak pelanggan mancanegara. “Walau tidak ekspor, kami tetap fokus pada pemasaran dan pengembangan pasar lokal,” papar Bunda Elis.