“Dari awal, memang kami fokus pemberdayaan petani singkong dan karyawan juga dari sekitar,” jelas Bunda Elis. Ia mengakui bahwa jalan bisnis yang sustain mereka pilih karena banyak SDM potensial yang tersebar di area Sukabumi. Tak berhenti di situ, mereka juga kerap mengadakan pelatihan untuk anak-anak yang putus sekolah. Belakangan, Krispy Yammy Babeh pun menerima mahasiswa riset atau magang yang tengah menjalani tugas akhir di kampusnya.
Menurut Bunda Elis, mimpinya adalah untuk memiliki dan mengembangkan Krispy Yammy Babeh hingga sebesar pabrik-pabrik produsen makanan raksasa, seperti Indofood dan Wings Food. Tak hanya itu, Sahroni dan Bunda Elis juga bercita-cita agar produk mereka bisa mendunia dan terus memperluas jangkauan ekspor ke banyak negara. Sementara di bidang pemberdayaan masyarakat, mereka berencana ke depannya untuk memberikan bimbingan dan pendampingan pada siswa-siswa pesantren agar mengerti dasar-dasar dalam berbisnis.
Tentunya, model bisnis berkelanjutan yang digeluti Bunda Elis dan Sahroni patut dicontoh oleh teman-teman UKM yang ingin memulai bisnis dengan bahan baku produk lokal. Terbukti, dengan melanggengkan pasokan bahan dari petani singkong lokal, Krispy Yammy Babeh mampu mengekspor produk ke benua lain. Tak hanya membantu petani mendapatkan harga yang pantas, mereka juga melebarkan sayap ke pasar mancanegara.
Sumber: ukmindonesia.id