Ragam  

Melindungi Air Tanah dari Ancaman Polusi dan Perubahan Iklim

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Air tanah merupakan sumber daya bawah tanah yang sangat berharga dan memainkan peran penting dalam kehidupan di Bumi.

Meski sering tak terlihat, air tanah menyediakan hampir separuh pasokan air minum dunia, 40% air yang digunakan untuk pertanian, dan 30% kebutuhan air industri. Sayangnya, ancaman seperti polusi dan perubahan iklim semakin memperburuk ketersediaan air tanah ini.

Apa itu Air Tanah?
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah, dan dapat ditemukan hampir di mana saja. Meskipun danau dan sungai yang ada di atas tanah hanya menyumbang sebagian kecil dari air tawar yang ada, 99% dari air tawar cair sebenarnya berada di bawah tanah. Air ini tidak hanya mengalir beberapa meter di bawah permukaan, tetapi juga bisa ditemukan hingga kedalaman dua kilometer di beberapa wilayah.

Air tanah tersembunyi ini memiliki peran vital dalam menghubungkan berbagai ekosistem seperti sungai, danau, laguna, dan mata air alami. Selain itu, air tanah juga menjadi penghubung antara daerah basah dan kering, serta menjadi bagian penting dalam siklus air di Bumi.

Mengapa Air Tanah Penting?
Air tanah bisa diibaratkan sebagai “tabungan” umat manusia. Selain menjadi sumber air utama di daerah kering, air tanah juga mendukung kehidupan flora dan fauna melalui mata air alami dan oasis. Namun, tantangan besar muncul ketika air tanah digunakan lebih cepat daripada kemampuan alam untuk mengisinya kembali.

Perubahan iklim juga mempengaruhi ketersediaan air tanah. Ketika hujan semakin jarang dan lebih deras, beberapa daerah diperkirakan akan semakin bergantung pada air tanah sebagai sumber utama. Di sisi lain, polusi juga mengancam kualitas air tanah. Limbah industri, kontaminasi pupuk, dan air limbah perkotaan dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air yang ada di bawah permukaan.

Kondisi Air Tanah di Berbagai Wilayah
Ketersediaan dan kualitas air tanah sangat bervariasi di berbagai belahan dunia. Misalnya, di negara-negara seperti Spanyol, Iran, Tiongkok, dan Amerika Serikat, beberapa reservoir air tanah mengalami penurunan hingga dua meter per tahun. Hal ini menyebabkan sumur-sumur harus digali lebih dalam. Namun, di kawasan sub-Sahara Afrika, potensi air tanah yang melimpah masih bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pertanian, terutama di daerah yang sering dilanda kekeringan.

Bagaimana Air Tanah Mengisi Kembali?
Air tanah diisi kembali terutama melalui hujan atau salju yang mencair. Air ini meresap ke dalam tanah melalui celah dan rongga, lalu terkumpul di reservoir alami bawah tanah. Proses pengisian kembali ini dipengaruhi oleh jumlah curah hujan, kondisi tanah, dan musim.

Misalnya, di beberapa wilayah Eropa, hujan lebih banyak turun pada musim panas. Namun, suhu yang tinggi di musim panas menyebabkan penguapan lebih besar dan tanaman menyerap lebih banyak air, sehingga sedikit air yang terserap ke dalam tanah. Sebaliknya, pada musim dingin ketika penguapan dan kebutuhan tanaman berkurang, waduk air tanah lebih mudah terisi kembali.

Di beberapa negara yang telah mengalami eksploitasi air tanah secara berlebihan, upaya pengisian kembali dilakukan dengan mengurangi penggunaan air tanah, terutama di sektor pertanian, dan memanfaatkan air permukaan untuk mengisi kembali cadangan bawah tanah.

Melindungi air tanah dari ancaman polusi dan perubahan iklim sangat penting untuk memastikan keberlanjutan sumber daya ini di masa depan. Melalui kebijakan yang tepat dan pengelolaan yang bijaksana, air tanah bisa terus menjadi penyokong kehidupan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan di seluruh dunia.