Ragam

Memperdalam Makna Ziarah Kubur dalam Islam

×

Memperdalam Makna Ziarah Kubur dalam Islam

Sebarkan artikel ini

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Menjelang kedatangan bulan suci Ramadan, praktik ziarah kubur menjadi kegiatan yang lazim dilakukan oleh umat Islam. Ziarah ini merupakan wujud penghormatan dan doa bagi para keluarga yang telah meninggal dunia.

Doa-doanya bervariasi sesuai dengan tujuan ziarah, mulai dari mendoakan kedua orang tua, saudara yang telah tiada, hingga umat Islam secara umum. Sebagaimana disarankan oleh Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr, para peziarah dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al-Qur’an, dzikir, dan doa, tidak hanya untuk penghuni kubur yang diziarahi, tetapi juga untuk seluruh umat Islam yang telah meninggal dunia.

Berikut ini adalah lafal yang dapat dibaca seseorang untuk mendoakan kedua orang tuanya yang sudah tiada. 

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا 

Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.  

Artinya: Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil. 

Adapun berikut ini merupakan doa permohonan ampunan yang diajukan kepada Allah untuk umat Islam secara umum dan khususnya kepada kedua orang tua, guru, mereka yang berjasa, dan mereka yang memiliki hak tertentu atas diri kita yang belum sempat terselesaikan karena beberapa hal.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا 

Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt, wal mukminīna wal mukmināt, al-ahyā’i minhum wal amwāt, min masyāriqil ardhi ilā maghāribihā, barrihā wa bahrihā, khushūshan ilā ābā’inā, wa ummahātinā, wa ajdādinā, wa jaddātinā, wa asātidzatinā, wa mu‘allimīnā, wa li man ahsana ilainā, wa li ashhābil huquqi ‘alaynā.   

Artinya: Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.

Sementara itu, ada lanjutan doa yang bisa dibaca sebagai permohonan rahmat, ampunan, dan syafaat bagi mereka yang bersyahadat secara umum. 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ وَالشَّفَاعَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ. 

Allāhummaghfir lahum, warhamhum, wa ‘āfihim, wa‘fu ‘anhum. Allāhumma anzilir rahmata, wal maghfirata, was syafā’ata ‘alā ahlil qubūri min ahli lā ilāha illallāhu Muhammadun rasūlullāh.   

Artinya: Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat, ampunan, syafa’at bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat.   

Doa untuk kedua orang tua yang telah meninggal ada dianjurkan ditutup dengan doa sapu jagad, shalawat nabi, dan pembacaan Surat Al-Fatihah. 

رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ … 

Rabbanā ātina fid duniā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār. Subhāna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mā yashifūna, wa salāmun ‘alal mursalīna, wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī, wa sallama, wal hamdulillāhi rabbil ‘alamīn. Al-Fatihah.

Artinya: Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam (baca Surat Al-Fatihah).

Doa-doa tersebut dikutip dari berbagai sumber yaitu Kitab Maslakul Akhyar karya Sayyid Utsman bin Yahya (1822 M-1913 M), Perukunan Melayu, dan Majmuk Syarif.

Ziarah kubur sebaiknya dilaksanakan dengan frekuensi yang sering, terutama ke kuburan orang-orang saleh. Dalam ziarah khusus untuk kedua orang tua yang telah tiada, terdapat lafal doa yang diwajibkan, dengan makna mendalam yang mencerminkan kasih sayang dan penghormatan kepada orang tua.

Selain itu, terdapat doa permohonan ampunan yang ditujukan kepada Allah bagi umat Islam secara umum, termasuk kedua orang tua, guru, dan mereka yang memiliki hak tertentu atas diri kita. Doa ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya memohon ampunan bagi diri sendiri dan sesama.

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ 

Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn 

Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian. 

Setelah membaca salam ini, Rasulullah kemudian menyambungnya dengan berdoa “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.” 

Ada pula kalimat lain yang dibaca Rasulullah yang diajarkan kepasa istrinya, Siti A’isyah, namun dengan substansi yang tetap mirip, yaitu:

لسَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ 

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn yarhamukumuLlâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn 

Artinya: Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan [yang telah mendahului dan akan menyusul] kami.  Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian. 

Ziarah kubur juga merupakan kesempatan untuk memperdalam hubungan spiritual dengan Rasulullah saw. Doa ziarah kubur yang diajarkan oleh beliau memberikan contoh konkret tentang bagaimana memuliakan mereka yang telah meninggal, serta mengingatkan akan janji Allah yang akan ditunaikan.

Salah satu ajaran yang ditekankan dalam ziarah kubur adalah larangan menangis di atas kuburan. Hal ini menunjukkan bahwa ziarah kubur seharusnya dilakukan dengan penuh keikhlasan dan keyakinan, bukan dengan kesedihan yang berlebihan.

Dengan demikian, ziarah kubur bukan sekadar ritual kosong, melainkan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, mengenang jasa-jasa orang yang telah meninggal, dan mengambil pelajaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan di dunia ini.