CIAMIS, TINTAHIJAU.com – Jawa Barat memiliki beragam kuliner. Dari sekian banyak jenis, Galendo menjadi salah satu yang menarik sebab bahan dasarnya adalah ampas minyak kelapa.
Dikutip dari berbagai sumber, ternyata Galendo sudah ada sejak abad ke-18 atau tepatnya ketika Ciamis dipimpin oleh Bupati Galuh RAA Kusumadiningrat.
Nama Galendo diambil dari kata ‘Gale’ yang berarti sisa, dan ‘ndo’ yang berarti makanan.
Dalam proses pembuatan minyak kelapa, residu atau ampas yang mengendap dimanfaatkan untuk diolah menjadi Galendo.
Caranya adalah dengan melakukan penyaringan untuk memisahkan saripati minyak kelapa dengan residu yang nantinya akan diolah.
Residu yang telah terpisah selanjutnya ditekan untuk mengurangi minyak yang terkandung di dalamnya. Setelah itu dilakukan pembentukkan, kemudian dikeringkan.
Adonan yang sudah kering itulah yang bisa disantap karena memiliki cita rasa gurih yang khas.
Seiring perkembangan zaman, galendo dibuat dengan berbagai varian rasa seperti cokelat, kacang, pisang, dan lain-lain.
Galendo menjadi salah satu karya budaya Jawa Barat yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia tahun 2024.
Sumber: Disparbud Jabar





