JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Belakangan ini, gangguan kesehatan mental hoarding disorder menjadi perhatian masyarakat setelah video viral di media sosial yang menunjukkan kamar indekos penuh dengan tumpukan sampah.
Video tersebut diunggah oleh seorang warganet dan dengan cepat menarik perhatian publik. Banyak yang terkejut melihat ada orang yang mampu tinggal di lingkungan yang penuh dengan sampah.
Menurut berita dari Tribun Jogja, penghuni kos yang ada dalam video diduga menderita hoarding disorder. Apa sebenarnya hoarding disorder itu?
Apa itu Hoarding Disorder?
Dilansir dari kemkes.go.id, hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental di mana penderitanya memiliki kebiasaan menimbun barang-barang, bahkan yang tidak berguna sekalipun. Penderita hoarding disorder cenderung berpikir bahwa barang-barang tersebut akan berguna di masa depan, memiliki nilai sentimental, atau memberikan rasa aman saat berada di sekelilingnya.
Orang yang mengalami gangguan ini akan merasa stres jika harus membuang barang-barangnya. Akibatnya, tempat tinggal mereka menjadi sempit karena dipenuhi tumpukan barang. Kondisi ini sering terjadi pada penderita gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCD).
Ciri-Ciri Hoarding Disorder
Beberapa ciri-ciri umum hoarding disorder adalah sebagai berikut:
- Sulit membuang barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
- Merasa cemas ketika hendak membuang barang yang tidak diperlukan.
- Sulit mengambil keputusan.
- Mencari benda lain dari luar rumah untuk ditimbun.
- Merasa tertekan saat benda miliknya disentuh orang lain.
- Menyimpan barang sampai mengganggu fungsi ruangan di rumah.
- Melarang orang lain membersihkan rumahnya.
- Menjauhkan diri dari keluarga dan teman.
Selain barang, penderita hoarding disorder juga bisa menimbun hewan yang terlantar tanpa mampu merawatnya dengan baik.
Penyebab Hoarding Disorder
Menurut Kementerian Kesehatan, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hoarding disorder, yaitu:
- Mengalami gangguan mental seperti depresi, skizofrenia, dan OCD.
- Dibesarkan dalam keluarga yang tidak mengajarkan cara memilah barang.
- Memiliki anggota keluarga yang juga menderita hoarding disorder.
- Pernah ditinggalkan oleh orang yang dicintai.
- Pernah mengalami kesulitan ekonomi.
- Pernah kehilangan harta benda akibat kebakaran atau bencana alam.
Fenomena ini menunjukkan pentingnya pemahaman dan penanganan hoarding disorder sebagai bagian dari kesehatan mental. Dukungan dari keluarga, teman, serta bantuan profesional dapat membantu penderita mengatasi gangguan ini dan meningkatkan kualitas hidup mereka.