SUBANG, TINTAHIJAU.com – Sempat viral di media sosial, puluhan warga Banjarmasin harus dirawat di rumah sakit jiwa setelah mengonsumsi campuran kecubung dengan minuman keras dan obat-obatan. Sayangnya, dua di antara korbannya dinyatakan meninggal dunia. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang manfaat dan bahaya kecubung bagi kesehatan.
Kecubung (Datura metel) adalah tanaman beracun yang berasal dari famili Solanaceae. Meskipun beracun, tanaman ini sering dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr. Inggrid Tania menjelaskan bahwa kecubung memiliki berbagai khasiat, seperti antijamur, antibakteri, antikanker, antiinflamasi, antirheumatoid, dan sebagai obat bius.
Selain itu, kecubung juga berfungsi sebagai antitusif (pereda batuk), bronkodilator (pelebar saluran napas), halusinogen, dan pestisida alami. Kandungan fitokonstituen utama dalam kecubung meliputi flavonoid, fenol, tanin, saponin, dan steroid atau terpenoid.
Meskipun memiliki banyak manfaat, semua bagian tanaman kecubung bersifat beracun dan tidak boleh dimakan langsung. Racun dari kecubung berasal dari zat atropin dan skopolamin, yang bersifat halusinogen, narkotik, dan psikoaktif. Bahkan, hanya dengan meremas dan menempelkan kecubung di dahi bisa menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Gejala keracunan kecubung meliputi mulut kering, sembelit, mata sensitif terhadap cahaya, dan sakit mata. Selain itu, kecubung juga dapat menyebabkan masalah mental dan perilaku permanen, hingga kematian.
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati menjelaskan bahwa kecubung mengandung senyawa alkaloid toksik seperti skopolamin, hyosciamin, dan atropin. Senyawa ini dapat menyebabkan efek delirium, sedasi, dan halusinasi yang sangat nyata, serta efek samping fisik yang tidak nyaman dan disforia.
Jika seseorang mengonsumsi kecubung, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Obat penawar racun seperti fisostigmin dapat diberikan untuk mengatasi toksisitas antikolinergik. Fisostigmin bekerja dengan menghambat penguraian asetilkolin dan harus diberikan secara injeksi intravena dengan dosis tertentu.
Kecubung adalah tanaman dengan manfaat medis yang luas, namun juga berpotensi berbahaya jika disalahgunakan. Penting untuk memahami penggunaan yang tepat dan risiko yang mungkin timbul dari tanaman ini. Penggunaan kecubung harus selalu diawasi oleh tenaga medis profesional untuk menghindari efek samping yang berbahaya dan bahkan mematikan.