SUBANG, TINTAHIJAU.com – Bagi sebagian perantau, tidak bisa mudik untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman bisa menjadi pengalaman yang menantang. Rasa kesepian kerap muncul karena tidak dapat berkumpul dengan orang-orang terkasih. Namun, menurut psikolog klinis Nena Mawar Sari, kesepian sejatinya adalah pilihan. Perantau dapat mengisi liburan dengan berbagai aktivitas agar tetap merasa bahagia dan produktif.
“Sebenarnya kesepian itu adalah pilihan, kita bisa merasa kesepian atau tidak. Kalau tidak mau merasa kesepian, kita bisa mempersiapkan lebih awal aktivitas-aktivitas yang akan kita lakukan selama tidak mudik,” ujar Nena dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya, Denpasar.
Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan perantau selama libur Lebaran antara lain adalah staycation di tempat baru, mencoba berbagai kegiatan rekreasi, atau sekadar menikmati waktu istirahat. Menurut Nena, waktu libur juga bisa dimanfaatkan untuk refleksi diri melalui journaling, meditasi, atau olahraga yang sebelumnya sulit dilakukan karena kesibukan kerja.
Tidak semua perantau yang tidak mudik akan merasa tertekan, tetapi bagi mereka yang hanya memiliki satu kesempatan dalam setahun untuk bertemu keluarga besar, hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Nena menyebutkan bahwa tekanan lebih sering muncul karena kekhawatiran terhadap reaksi keluarga, seperti komentar atau sindiran dalam percakapan grup keluarga.
Sementara itu, psikolog klinis dari Universitas Indonesia, Ratih Ibrahim, menyarankan agar perantau menata pikiran dan hati serta bersikap realistis dalam menghadapi situasi ini.
“Faktanya tidak bisa pulang kampung, alasannya valid, kita terima dengan ikhlas. Keluarga kan tidak hanya yang di kampung. Dimana tempat kita berada, kita punya keluarga, apakah saudara sepupu, saudara sekampung, atau saudara karena rekan sekerja, dan lain-lain. Intinya dimana-mana kita tetap punya keluarga,” jelas Ratih.
Dengan berpikir positif dan menyusun rencana aktivitas selama libur Lebaran, perantau tetap bisa merasakan kebahagiaan meskipun jauh dari kampung halaman. Kunci utamanya adalah menerima keadaan dengan ikhlas dan menciptakan momen kebersamaan dengan lingkungan sekitar.





