SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Suasana berbeda terlihat di halaman kantor Desa Tanjungrasa, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Senin (4/8/2025). Sejak pagi buta, ratusan warga, sebagian besar ibu rumah tangga, sudah berdatangan dengan membawa tas kain dan karung kosong. Mereka rela berpanas-panasan dan antre panjang demi mendapatkan bantuan sosial (bansos) beras dari pemerintah.
Antrean warga tampak mengular hingga keluar halaman kantor desa. Sebagian duduk beralaskan tikar, sebagian lainnya berdiri sambil menggendong anak kecil atau membawa payung untuk menahan teriknya matahari. Meski begitu, wajah-wajah mereka terlihat sabar menunggu giliran.
“Alhamdulillah, akhirnya dapat beras juga. Ini sudah lama ditunggu. Dengan 20 kilo beras ini, paling tidak kebutuhan dapur kami bisa terpenuhi untuk beberapa minggu ke depan,” ungkap Dasem, seorang ibu paruh baya sambil tersenyum lega usai menerima bantuan.
Untuk bisa mendapatkan beras gratis tersebut, warga diwajibkan membawa Kartu Keluarga, KTP, dan barkot khusus yang sebelumnya telah dibagikan oleh pihak desa. Setiap warga yang terdaftar menerima jatah 20 kilogram beras dalam karung putih yang bertuliskan logo pemerintah.
Perangkat Desa Tanjungrasa, Nendra, menjelaskan bahwa kali ini ada 897 warga penerima bansos pangan. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 1.045 orang.
“Program ini adalah bentuk kepedulian pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan masyarakat, terutama saat musim kemarau yang berdampak pada penghasilan warga,” ujar Nendra kepada TINTAHIJAU.COM.
Selain membantu memenuhi kebutuhan pokok, pembagian bansos ini juga menjadi momen kebersamaan bagi warga desa. Beberapa di antaranya saling berbagi cerita sambil menunggu antrean, ada pula yang datang bersama tetangga agar bisa saling membantu membawa beras ke rumah.
“Senang juga bisa kumpul dengan tetangga, jadi tidak terasa capeknya antre,” kata Yayah, seorang ibu yang datang bersama dua sahabatnya.
Bagi sebagian warga, bantuan ini bukan sekadar beras, tapi juga wujud perhatian pemerintah yang mampu memberikan harapan di tengah kesulitan ekonomi. “Mudah-mudahan program ini terus berlanjut, supaya rakyat kecil seperti kami bisa lebih tenang menghadapi harga bahan pokok yang naik-turun,” harap Dasem.




