Misteri Kelangsungan Hidup Gurita Antartika di Perairan Terdingin di Dunia

Turquet's octopus (Pareledone turqueti). (British Antarctic Survey)

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Gurita-gurita di Antartika hidup di perairan dengan suhu terendah di dunia, di mana suhu puncaknya mencapai 10°C (50°F) dan seringkali turun hingga mendekati -2°C (28°F). Bagaimana makhluk ‘berdarah dingin’ ini bertahan dalam kondisi ekstrem seperti itu telah menjadi misteri yang cukup menarik.

Baru-baru ini, gurita-gurita aneh dari genus Pareledone ditemukan menggunakan tiga jantung mereka untuk memompa jenis darah biru khusus ke seluruh tubuh mereka, menyuplai oksigen ke jaringan bahkan dalam lingkungan super dingin seperti Antartika.

Seperti banyak spesies lain yang hidup di air dingin secara permanen, gurita-gurita ini juga tampaknya memiliki enzim ‘beradaptasi dingin’, menurut penyelidikan yang dipimpin oleh Laboratorium Biologi Marin di Amerika Serikat.

Baca Juga:  Tips Menumbuhkan Rambut Lebih Cepat dan Kuat

Protein-protein tersebut memainkan peran kunci dalam sejumlah reaksi biokimia. Pada makhluk-makhluk Antartika, fleksibilitas unik mereka memungkinkan mereka berfungsi bahkan pada suhu yang lebih rendah, sementara enzim dari gurita-gurita yang hidup di iklim lebih hangat melambat hingga 25 persen saat menghadapi ekstrem serupa.

Enzim yang larut – seperti yang memecah makanan di usus kita – dapat beradaptasi lebih mudah dengan suhu yang berbeda karena reaksi tertentu yang terlibat. Tetapi tidak semua enzim dalam tubuh dapat bersikap begitu fleksibel. Beberapa di antaranya terjepit dalam membran sel, di mana ‘kondisi kerja’ mereka jauh lebih kaku.

Baca Juga:  Dampak Gelombang Panas, Kupu-kupu Dikhawatirkan Menghilang

Jadi, bagaimana enzim-enzim khusus ini menghadapi dinginnya Antartika?

Para peneliti dari Laboratorium Biologi Marin, Universitas Puerto Rico, dan Institut Nasional Gangguan Saraf Amerika Serikat memutuskan untuk menggali lebih dalam.

Mereka membuat dua model: satu berdasarkan enzim pompa natrium-kalium yang ditemukan pada gurita Antartika (Pareledone) dan yang lainnya berdasarkan pompa yang sama yang ditemukan pada spesies gurita iklim sedang yang disebut gurita dua bintik (Octopus bimaculatus).

Penulis-penulis penelitian ini memilih enzim ini karena enzim ini mengekspor tiga ion natrium dan mengimpor dua ion kalium dengan biaya satu molekul adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan sumber energi sel. Pertukaran ini sangat penting untuk kegembiraan sel dan transportasi zat terlarut.

Baca Juga:  Cara Menghilangkan Bintik Hitam pada Wajah

“Karena pentingnya yang sangat besar, [pompa natrium-kalium] seharusnya berada di bawah seleksi yang kuat untuk beroperasi dengan efisien dalam lingkungan termal yang berbeda,” jelas para penulis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com