SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Niat baik Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, membantu masyarakat kecil melalui berbagai program sosial justru dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan aksi penipuan.
Kakek Uwen (70), seorang pedagang bakso cilok keliling asal Subang, menjadi korban terbaru dari modus penipuan berkedok bantuan modal usaha yang mengaku atas nama Gubernur.
Peristiwa yang menimpa Kakek Uwen terjadi pada Selasa (27/5/2025) ketika ia sedang mangkal berjualan di kawasan Pelabuan, Kelurahan Sukamelang, Subang. Kakek yang sudah belasan tahun menjajakan bakso keliling ini biasa beroperasi di sekitar Sukamelang, Komplek Perumnas, hingga Pasar Terminal Subang.
Kisah memilukan itu bermula saat sebuah mobil Toyota berwarna abu-abu berhenti di dekat lokasi Kakek Uwen berjualan. Seorang pria di dalam mobil kemudian mengajak Kakek Uwen naik dengan dalih ingin memberikan bantuan modal usaha.
“Saya diajak masuk ke dalam mobil. Katanya ini bantuan dari Gubernur Dedi Mulyadi, saya diminta sebutkan berapa kebutuhan modal, lalu langsung ditawari Rp2 juta,” tutur Kakek Uwen dalam bahasa Sunda yang kental, sembari menirukan gaya bicara pelaku.
Pelaku kemudian mengeluarkan sebuah amplop coklat dan menyebut bahwa isinya uang sebesar Rp2 juta. Namun sebelum menyerahkan amplop tersebut, pelaku meminta Kakek Uwen menunjukkan seluruh uang yang ia miliki. Dengan polos dan percaya, Kakek Uwen pun menyerahkan uang Rp500 ribu hasil jerih payahnya selama empat hingga lima hari berjualan.
“Uangnya itu hasil jualan selama lima hari. Untuk setor bakso ada lagi di tempat lain, tapi yang di kantong itu hasil bersih saya,” katanya lirih.
Usai memberikan uangnya, Kakek Uwen turun dari mobil dengan membawa amplop yang ia kira berisi bantuan. Namun betapa terkejutnya ia saat membuka amplop itu di luar mobil dan mendapati bahwa uang di dalamnya adalah palsu. Sementara mobil pelaku telah menghilang di kejauhan.
“Saya tidak membuka amplop itu di dalam mobil, karena tidak enak. Tapi begitu saya buka, isinya benar Rp2 juta, tapi semuanya uang palsu. Baru saya sadar ditipu,” ujarnya dengan nada sedih.
Yang lebih memilukan, Kakek Uwen tidak mengenal sosok Gubernur Dedi Mulyadi secara langsung karena ia tidak aktif di media sosial dan tidak pernah melihat wajah sang gubernur. Hal inilah yang membuatnya mudah percaya terhadap pengakuan pelaku.
“Katanya dari Gubernur Mulyadi. Tapi saya tidak tahu siapa Gubernur Mulyadi, saya tidak pernah lihat mukanya,” tambahnya.
Kasus ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap berbagai bentuk penipuan yang berkedok program pemerintah atau tokoh publik. Apalagi dengan modus yang menyentuh emosi seperti bantuan usaha bagi pedagang kecil, pelaku kejahatan memanfaatkan keluguan dan kepercayaan korban.
Pihak kepolisian diharapkan segera mengusut kasus ini dan mengidentifikasi pelaku berdasarkan ciri-ciri kendaraan serta keterangan korban. Masyarakat pun diminta untuk tidak ragu melapor jika mengalami kejadian serupa atau menemukan adanya dugaan penipuan.
“Modus ini tergolong baru dan sangat licik. Kami imbau warga untuk selalu skeptis jika menerima tawaran uang dari orang tak dikenal, apalagi diminta menyerahkan uang terlebih dahulu,” ujar salah seorang pelanggan Bacil Kake Uwen, Ipiet.
Peristiwa yang dialami Kakek Uwen menambah daftar panjang korban penipuan di tengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih. Ia hanya bisa pasrah dan berharap uang yang hilang bisa digantikan oleh rezeki lain dari Tuhan Yang Maha Kuasa.