
SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Siti Mauliah, seorang ibu yang merasa bayinya tertukar bertemu Kang Dedi Mulyadi (KDM). Ia curhat mengenai permasalahan yang dihadapinya selama setahun terakhir.
Ibu asal Kabupaten Bogor ini menceritakan awalnya ia melahirkan di RS Sentosa Bogor pada Senin 18 Juni 2022 lalu pukul 10.30 WIB. Ia melahirkan bayi laki-laki secara caesar. Usai lahir bayi pun dibawa ke ruang khusus.
Tiga hari berselang bayi pun dibawa pada Siti yang akan pulang. Namun Siti merasa janggal karena secara fisik bayinya berbeda. Selain itu bayi tersebut tak mau minum ASI.
“Saya juga protes masalah gelang karena bukan nama saya, tapi dibilang sama susternya itu hanya tertukar gelang saja. ASI juga tidak mau, tapi kata suster paksa saja. Akhirnya protes tidak diterima,” ucap Siti.
Meski begitu Siti pun merawat bayi tersebut layaknya darah daging sendiri. Namun tetap saja ia merasa ada yang berbeda dengan bayi tersebut. Akhirnya pada usia bayi 4 bulan ia mulai mencari informasi terkait gelang bayi yang sebelumnya tertera nama berbeda.
Dari situlah Siti mulai mendapatkan petunjuk keberadaan bayi yang diyakini darah dagingnya. “Waktu pertama lihat ada kemiripan fisik seperti keluarga saya, terus ada tarikan batin seorang ibu pada anak. Saya sudah ngomong sama pihak keluarga sana tapi tidak direspon,” katanya.
Ia berharap pihak keluarga yang mengklaim bayinya tersebut segera dibukakan hatinya agar mau bersama-sama melakukan tes DNA. Sehingga kebenaran akan segera terungkap dan bayi kembali pada ibunya masing-masing.
Sementara itu pengacara Siti, Rusdy Ridho mengatakan, pihaknya sudah melapor ke Polres Bogor. Penyidik pun telah memanggil sejumlah pihak termasuk manajemen rumah sakit.
“Kalau semua sudah terbukti mau tidak mau bayi harus ditukar karena ini juga berkaitan dengan nasab anak. Sampai saat ini belum ada penjelasan lengkap dari pihak rumah sakit karena alasannya masih pendalaman, maka kita serahkan pada penyidik,” ucap Rusdy.
Di tempat yang sama Kang Dedi Mulyadi menilai ini adalah kasus unik. Ia berharap seluruh rumah sakit menjadikan kasus tersebut pelajaran untuk bersama-sama memperbaiki manajemen pengelolaan ibu dan bayi.
“Lebih baik ke depan tidak lagi dipisah antara ibu dan bayinya, kecuali mengalami masalah kesehatan tertentu yang memerlukan penanganan khusus,” kata KDM.
KDM berharap semua pihak bisa menghormati proses hukum agar kasus tersebut segera tuntas dan masing-masing bayi bisa kembali ke pangkuan ibunya.
“Terima kasih jajaran Polres Bogor semoga masalah cepat selesai dan kebenaran cepat terungkap, dan pada rumah sakit di mana pun berada ini menjadi bahan pembelajaran agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi,” ucapnya.
“Anak adalah harapan kita di masa depan, bagaimanapun anak darah daging kita, kalau dia jauh pasti seperti magnet akan mendekat. Semuanya anak-anak kita, semoga dalam keadaan baik-baik saja dan bisa kembali ke pangkuan ibunya,” pungkas KDM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com