Ragam

Penelitian Memperlihatkan Orangutan Sumatra Terlihat Mengobati Luka dengan Tanaman

×

Penelitian Memperlihatkan Orangutan Sumatra Terlihat Mengobati Luka dengan Tanaman

Sebarkan artikel ini
Orangutan sumatera (Pongo abelii). Foto: Istimewa

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Orangutan Sumatra menjadi hewan liar pertama yang terdokumentasi melakukan pengobatan sendiri menggunakan tanaman untuk menyembuhkan luka.

Fenomena ini terungkap ketika seekor orangutan jantan bernama Rakus, yang hidup di Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatra, terlihat merawat lukanya secara mandiri. Para peneliti menemukan bahwa Rakus menggunakan daun liana, atau yang dikenal dengan nama akar kuning (Fibraurea tinctoria), untuk mengobati luka di bagian pipinya yang diduga berasal dari perkelahian dengan pejantan lain.

Peneliti melaporkan bahwa Rakus mengunyah daun tersebut tanpa menelannya, kemudian menggunakan jarinya untuk mengoleskan sari dari daun itu ke lukanya. Rakus menutupi lukanya sepenuhnya dengan ramuan yang ia buat. Lima hari kemudian, luka itu mulai tertutup, dan dalam sebulan, luka tersebut hampir tidak terlihat lagi. Dua bulan setelah peristiwa itu, bekas lukanya pun hampir hilang.

Kasus Pertama dalam Sejarah

Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports dan mencatat kasus pertama yang terdokumentasi di mana hewan liar menggunakan tanaman dengan kualitas obat untuk mengobati luka secara aktif.

Sebelumnya, hanya satu laporan yang mencatat perilaku serupa pada hewan non-manusia, yaitu simpanse. Namun, temuan Rakus memberikan wawasan baru tentang asal-usul pengobatan luka pada manusia dan memperlihatkan bagaimana hewan liar dapat memiliki pengetahuan tentang sifat-sifat obat dari tumbuhan di sekitar mereka.

Sifat Tanaman Akar Kuning

Tanaman akar kuning yang digunakan oleh Rakus dikenal memiliki banyak manfaat dalam pengobatan tradisional. Daun dari tanaman ini memiliki sifat antibakteri, anti-inflamasi, antijamur, dan antioksidan, serta digunakan untuk mengurangi rasa sakit, menurunkan demam, dan mengobati berbagai penyakit seperti diabetes dan malaria. Penggunaan tanaman ini oleh orangutan menunjukkan pemahaman mereka terhadap tanaman yang memiliki potensi penyembuhan.

Asal-Usul Perilaku

Meskipun perilaku ini belum pernah diamati sebelumnya oleh ilmuwan yang mempelajari orangutan di Taman Nasional Gunung Leuser sejak tahun 1994, para peneliti percaya bahwa Rakus mungkin mempelajari teknik ini dari orangutan lain di luar wilayah penelitian yang tidak terpantau oleh para ilmuwan. Rakus diketahui lahir dan tumbuh sebagai remaja di luar wilayah tersebut sebelum akhirnya terluka dalam perkelahian.

Penemuan ini, yang didokumentasikan pada tahun 2022 oleh Ulil Azhari, seorang peneliti lapangan di Proyek Suaq di Medan, memberikan wawasan baru tentang perilaku hewan liar dalam merawat diri sendiri dan membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut mengenai interaksi hewan dengan lingkungan alaminya, terutama dalam hal penggunaan tanaman obat.