Salah satu fokus utama dari program tersebut adalah pengukuran tingkat pengetahuan mitra terkait tentang Tumbuhan Obat.
Dengan metode pengisian kuesioner awal, program tersebut berhasil mengidentifikasi kebutuhan peningkatan pengetahuan di kalangan mitra.
Melalui diskusi interaktif, para mitra diajak berpartisipasi aktif, menjawab pertanyaan dan membangun pemahaman yang lebih mendalam.
“Tujuan utamanya adalah untuk menganalisis dan mengukur tingkat pengetahuan, pengolahan, dan pemasaran sebagai bagian integral dalam pencapaian sasaran program,” terangnya
Lebih jauh, Program tersebut bukan hanya sekadar mengukur peningkatan pengetahuan, tetapi juga berhasil mengintegrasikan pengolahan dan pemasaran dalam sebuah langkah komprehensif.
Pengolahan tanaman obat terbukti berhasil meningkatkan kualitas produk, partisipasi masyarakat, serta dampak ekonomi positif. Sementara itu, strategi pemasaran lokal yang melibatkan mitra utama dan pendukung membawa kesuksesan dalam menjangkau konsumen potensial.
Namun kata Ida, program ini juga menghadapi tantangan, terutama terkait dukungan stakeholder dalam penyuluhan rutin tentang penggunaan tanaman obat. Dalam usahanya untuk menjadikan program berkelanjutan dan efektif, kolaborasi erat dengan pihak-pihak terkait dan dukungan dari pemerintah menjadi keharusan.
“Dengan mengatasi kendala ini, program Pengabdian Masyarakat Kelompok Sekema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat membuktikan bahwa langkah konkret dapat diambil untuk mendorong keberlanjutan ekonomi petani melalui pemberdayaan komprehensif. Ini adalah contoh nyata bagaimana pendekatan terencana dan melibatkan banyak pihak dapat memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat lokal,” ungkapnya
Keberhasilan ini, jelasnya, tidak hanya mencerminkan pencapaian tujuan program, tetapi juga semangat kolaboratif yang kuat di antara para mitra, dosen, mahasiswa, stakeholder dan pemerintah. Dalam menjadikan tanaman obat sebagai modal ekonomi yang berkelanjutan, program ini memberikan contoh inspiratif bagi upaya pemberdayaan masyarakat di berbagai bidang.
Reporter: Echa Rahmania