SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Program Makmur yang dijalankan oleh Pupuk Indonesia terbukti berhasil meningkatkan produksi padi di Subang hingga dua kali lipat.
Hal ini terungkap saat kegiatan safari makmur Pupuk Indonesia bersama Petani di Compreng, Subang, Senin (21/10/2024).
Ketua Gapoktan Sumberjaya, Desa Mekarjaya, Kecamatan Compreng, Subang, Emon Rasman mengatakan pihaknya merasakan dampak positif dari Program Makmur ini.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Pupuk Indonesia dan Pupuk Kujang yang telah memberikan Program Makmur. Kami sudah merasakan sekali, dengan adanya program ini produksi pertanian yang ada di desa kami meningkat,” kata Emon
Emon berharap program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat lebih besar bagi para petani. “Alhamdulillah pada musim tanam kali ini, pupuk subsidi di wilayah kami tidak kekurangan. Mudah-mudahan ke depannya lebih banyak lagi. Kami berharap juga program ini bisa berkelanjutan dan kerjasama di antara kita lebih meningkat lagi,” pungkasnya.
Sementara itu Direktur Penasaran PT Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, menyampaikan Program Makmur ini merupakan hasil kerjasama antara Pupuk Indonesia Grup, kelompok tani, Kementerian Pertanian, Asuransi Jasindo dan Bulog.
Kerjasama tersebut membuahkan hasil yang signifikan. Tri menerangkan hasil panen yang sebelumnya berkisar antara 5-6 ton kini meningkat menjadi lebih dari 10 ton.
“Kita sudah menunjukkan bahwa kerjasama ini cukup bagus, tadi disampaikan hasil yang biasa 5-6 ton kini bisa mencapai 10 ton lebih, karena jumlah anakannya itu lebih dari 20,” jelasnya.
Tri Wahyudi juga menekankan pentingnya tata kelola penanaman yang baik, didukung dengan pemupukan yang tepat. “Artinya program ini cukup bagus, artinya kelompok tani ini kita harus bisa, gak sembarangan memupuk, tidak sembarangan tata kelola penanaman, tapi kita dampingi. Awal uji tanah dulu, ternyata di sini tanahnya asam, perlu kita lakukan pengapuran supaya tanahnya kembali sehat,” ungkapnya.
Selain itu, program ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional. “Secara nasional kami punya target, hampir 500.000 hektare setiap tahunnya, ini sejalan dengan harapan dari Bapak Presiden Prabowo yang konsentrasi dalam ketahanan pangan. Ini sebagai wujud kita hadir untuk mencapai ketahanan pangan,” katanya.
Sementara menurut Direktur Pupuk dan Pestisida Kementerian Pertanian, Jekvy Hendra, pihaknya juga mendukung program-program kolaborasi ini. “Kementan sangat mendukung yang namanya program-program kolaborasi untuk menciptakan suatu inovasi yang sangat baik. Inovasi yang diterapkan di setiap daerah ini pasti berbeda-beda,” imbuhnya.
Jekvy juga menjelaskan komitmen Kementerian Pertanian dalam menjaga ketersediaan pupuk, khususnya pupuk subsidi.
“Kami dari Kementan akan menjaga ketersediaan pupuk, khususnya adalah ketersediaan pupuk subsidi yang ada di seluruh Indonesia. Jaminan yang ada pada saat sekarang kami menyediakan 9,5 juta ton, dan saat ini yang habis oleh masyarakat baru sekitar 5-6 ton,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa tidak ada kelangkaan pupuk, melainkan masih ada petani yang belum mendaftar untuk mendapatkan pupuk subsidi.
“Artinya tidak ada kelangkaan pupuk, yang ada adalah temen-temen petani tidak mendaftar, tidak mengikuti prosedur mendaftarkan bahwa ini keuangan negara yang harus diinput di RDKK. Hanya modal KTP daftarkan maka punya hak,” jelasnya.






