Ragam  

Pindah Tugas, Hj. Nanah Rukanah Tinggalkan Warisan Prestasi Nasional untuk UMKM Subang

SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Pagi itu, Jumat (13/6/2025), langit Subang masih bersahabat. Di sebuah sudut di Jalan KS Tubun, sebuah aktivitas tampak berjalan seperti biasa di kantor UPTD PLUT KUMKM Subang. Hj. Nanah Rukanah, sang kepala UPTD, bersiap menyambut hari keempat kunjungan Inspektorat Kementerian UMKM RI.

Tak ada yang tampak berbeda di luar, tapi di dalam, sesuatu berubah. Sebuah surat datang ke mejanya. Bukan laporan rutin. Bukan juga undangan biasa. Tapi surat keputusan: rotasi mutasi dari Pemkab Subang.

Ia menatapnya sejenak. Lalu tersenyum. “Saya mah abdi negara, jadi harus siap ditempatkan di mana saja,” ucapnya pelan. Tapi senyumnya tak sepenuhnya bisa menyembunyikan rasa haru. Hari itu, ternyata adalah hari terakhirnya mengabdi di tempat yang sudah ia anggap rumah perjuangan.

Bagi rekan kerja dan para pelaku UMKM di Subang, Hj. Nanah bukan sekadar pejabat struktural. Ia adalah “ibu”—bukan hanya karena ia pemimpin, tetapi karena ia mengayomi dengan hati.

“Beliau selalu datang paling pagi, dan pulang terakhir. Bahkan lembur sampai malam itu biasa. Kami menyaksikannya sendiri,” kenang Budiana Yusuf, konsultan pendamping UMKM.

Tiga tahun bukan waktu yang lama. Tapi cukup bagi Hj. Nanah untuk menorehkan capaian yang barangkali tak semua orang sanggup raih dalam satu dekade. Di bawah kepemimpinannya, PLUT Subang mencetak sejarah: meraih predikat PLUT Terbaik Nasional ke-3 tahun 2022—dari lebih dari 100 PLUT di seluruh Indonesia.

Penghargaan itu bukan hanya plakat di dinding. Itu membuka pintu-pintu kepercayaan dari pusat. Tahun 2023, PLUT Subang diganjar hibah unit layanan kemasan Rp 1,7 miliar. Disusul DAK Fisik Rp 5,3 miliar pada 2024 untuk revitalisasi gedung. Total Rp 7 miliar lebih ditarik dari pusat, untuk daerah kecil yang selama ini kerap dipandang sebelah mata.

“Semua itu tidak datang tiba-tiba. Saya melihat Bu Nanah lembur bikin proposal, ikut Zoom hampir setiap minggu, bahkan beberapa kali ke kementerian di Jakarta pakai uang sendiri,” lanjut Budiana.

Kini, hasilnya nyata. Sebuah gedung baru berdiri megah di Jalan KS Tubun. Bukan hanya sebagai kantor, tapi sebagai monumen pengabdian yang dibangun dengan keringat dan keikhlasan.

Meski banyak prestasi ditorehkan, Hj. Nanah masih memendam satu mimpi yang belum selesai: menjadikan PLUT Subang sebagai BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).

“Dokumen-dokumennya sudah kita siapkan bareng UI. Ini sebenarnya target kementerian juga. Tapi belum sempat rampung,” ujarnya pelan.

Status BLUD diyakini akan membawa PLUT pada kemandirian. Tak lagi sepenuhnya bergantung pada APBD. Dengan mengoptimalkan unit layanan seperti kemasan produk, PLUT bisa lebih leluasa melayani UMKM.

Sayangnya, mimpi itu harus diteruskan oleh orang lain. Tapi jejak perjuangannya sudah ditinggalkan. Tinggal bagaimana tongkat estafet itu dijaga dan dilanjutkan.

Di luar prestasi dan pencapaian, satu hal yang paling membekas di hati para pelaku UMKM Subang adalah sifat keibuannya. Mereka tak memanggilnya “kepala UPTD”. Tapi “Emak UMKM”.

“Ibu terbaik buat kami. Beliau bukan hanya membina, tapi mendampingi. Kami merasa kehilangan,” kata Risnawati, pelaku UMKM Suksok.

Heni Rohaeni dari Foodieritz menyebut kepemimpinan Bu Nanah sebagai teladan. “Beliau hadir dengan hati. Membuat kami nyaman. Memberi ruang. Terima kasih Bu atas dedikasi dan inspirasinya.”

Sedangkan Isur Suryati dari UMKM Mulqi tak mampu menyembunyikan kesedihannya. “Kami tak bisa memberi apa-apa selain doa. Semoga Ibu bahagia dan semakin berjaya di tempat tugas yang baru.”

Pindah jabatan adalah hal biasa di birokrasi. Tapi bagi Hj. Nanah, ini bukan sekadar rotasi. Ia meninggalkan bukan hanya kantor, tapi ratusan UMKM yang ia rawat seperti anak sendiri. Ia berpamitan bukan hanya dari jabatan, tapi dari kenangan, mimpi, dan jejak pengabdian.

Dan bagi PLUT Subang, Hj. Nanah mungkin telah pergi dari ruang kerjanya. Tapi ia tetap tinggal dalam semangat dan kisah yang ditorehkannya—di dinding gedung baru, dalam proposal-proposal yang kini lebih tajam, dan di hati para UMKM yang tumbuh karena ketulusannya.