SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Kolaborasi lintas lembaga kembali terlihat dalam aksi lingkungan di Desa Anggasari, Kecamatan Sukasari. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Subang, Yayasan Lingkungan Nusantara Indah (YLNI), PT Waskita Abipraya, PJT II Subang, serta Pemerintah Desa Anggasari melaksanakan kegiatan bersih sungai dan penanaman mangrove sebagai upaya pemulihan ekosistem pesisir.
Kegiatan dibuka di area Rumah Pembibitan Mangrove YLNI Anggasari. Hadir mewakili Waskita Abipraya, Manager HSE Proyek Akses Tol Cipali–Patimban Paket 2, Syarif, yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya aksi bersama tersebut.
“Setiap tahun kami diwajibkan melakukan penanaman pohon sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kami juga berkomitmen menjadi perusahaan konstruksi yang hijau,” ujarnya dalam sambutan.
Waskita Abipraya Terima Sertifikat ApresiasiPada kesempatan itu, Waskita Abipraya menerima sertifikat apresiasi dari Dishut Jabar yang diserahkan oleh Cece Rahman mewakili DLH Subang.
Selain itu, YLNI juga memberikan sertifikat ucapan terima kasih kepada Waskita Abipraya atas donasi berupa 30 unit tong sampah untuk warga Anggasari. Bantuan tersebut dimaksudkan agar masyarakat memiliki sarana penyimpanan sampah dan tidak membuangnya sembarangan.
Penyerahan 30 tong sampah dilakukan langsung oleh Manager HSE Waskita Abipraya, Syarif, kepada Kepala Desa Anggasari dan disaksikan peserta kegiatan.Kades Anggasari Apresiasi KolaborasiKepala Desa Anggasari menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat.
“Kami, perangkat desa, dan Karang Taruna Anggasari sangat terbantu dengan kegiatan ini. Ini menjadi motivasi bagi kami dalam menjaga lingkungan hidup,” ujarnya.
Ia berharap aksi serupa dapat terus berlangsung dan diperluas ke 11 desa lainnya di wilayah pesisir Subang.Bersih Sungai & Tanam Mangrove, Dua Kegiatan yang Tak TerpisahkanKegiatan yang berlangsung mencakup pembersihan bantaran sungai sepanjang 2 kilometer di sekitar SP Kamal, yang dipenuhi gulma dan sampah plastik.
Setelah itu dilanjutkan dengan penanaman bibit mangrove sebagai bagian dari pemulihan ekosistem pesisir.Pemulihan ekosistem mangrove disebut sebagai “infrastruktur hijau” yang harus terus digenjot untuk menjaga keseimbangan alam, terutama di wilayah pesisir utara Subang yang rentan abrasi.



