PURWAKARTA, TINTAHIJAU.com – Pemerintah Kabupaten Purwakarta terus menggencarkan upaya pelestarian sumber mata air di tengah ancaman krisis lingkungan yang kian nyata. Salah satu bentuk nyata komitmen ini terlihat dalam kegiatan simbolik yang dilakukan di sumber mata air Cibulakan, Wanayasa.
Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein atau yang akrab disapa Om Zein, melakukan aksi simbolis dengan mengambil air dari Taman Air Mancur Sri Baduga. Air tersebut kemudian dibawa dan dikembalikan ke sumber mata air Cibulakan sebagai bentuk penghormatan terhadap air sebagai sumber kehidupan.
“Kami ingin mengingatkan masyarakat Purwakarta bahwa air adalah sumber kehidupan. Tanpa air kita tidak bisa hidup, tapi air tetap akan mengalir meski tanpa kita. Jadi tugas kita menjaga dan merawatnya,” ujar Om Zein usai prosesi pengambilan air pada Rabu (2/6/2025).
Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya sekadar aksi pelestarian lingkungan, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan jati diri masyarakat Purwakarta yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan karakter luhur. Nilai-nilai seperti hidup damai, gotong royong, kebersihan, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap sesama serta lingkungan dihidupkan kembali melalui prinsip silih asah, silih asih, silih asuh.
“Di kota, kami ajak masyarakat menjaga saluran air dan lingkungan. Di desa, kami dorong untuk menanam pohon dan menebang secara bijak. Kalau tidak dimulai sekarang, bisa terlambat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Om Zein menyoroti pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim, curah hujan yang tak menentu, serta meningkatnya kepadatan penduduk. Ia menekankan perlunya penataan sumber daya, infrastruktur, dan sikap hidup secara bijak agar pembangunan bisa berjalan seimbang dengan kelestarian lingkungan.
Selain aksi pelestarian air, Pemkab Purwakarta juga menggelar kegiatan Mitembeyan, tradisi leluhur yang dimaknai sebagai permulaan atau pembuka sebelum melaksanakan kegiatan besar. Tradisi ini diawali dengan ziarah ke makam para pendiri dan tokoh Purwakarta, yang dilakukan serentak di seluruh kecamatan dan desa.
“Mitembeyan adalah bentuk penghargaan dan pengingat jasa-jasa mereka yang telah berjuang mendirikan dan membesarkan Purwakarta,” jelas Om Zein.
Melalui berbagai langkah ini, Pemkab Purwakarta berharap dapat menggugah kesadaran masyarakat untuk kembali pada akar budaya dan menjaga kelestarian alam sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang.